Senin, 05 Desember 2011

Sistem Informasi Pertanian Indonesia



Pendahuluan

Indonesia merupakan negara dengan potensi yang luar biasa. Luar lahan yang membentang dari Papua hingga Aceh dengan berbagai potensi pertanian yang baik. Persentase sumbangan sektor pertanian terhadap PDB memiliki kecenderungan meningkat pada periode tahun 2005-2008. Di tahun 2008, persentase tersebut mencapai 14,68 persen, dengan total PDB sebesar 345.302,8 (angka sangat sangat sementara). PDB sektor pertanian pada tahun 2007 adalah sebesar 547.235,6 milyar rupiah, dengan persentase 13,83 persen dibandingkan 2 sektor lainnya. Angka PDB tersebut mengalami peningkatan sebesar 26,31 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada subsektor peternakan persentase sumbangan terhadap PDB mengalami fluktuasi hingga tahun 2008. Pada tahun 2008, kontribusi subsektor peternakan terhadap PDB adalah 1,57 persen, dengan PDB sebesar 37.010,7 milyar rupiah (BPS 2008).
Diluar potensi yang ada, pertanian masih memiliki masalah yang berlarut-larut dan sulit untuk diselesaikan. Kemiskinan diperkirakan berasal dari sektor pertanian yang mampu menyerap tenaga kerja yang mencapai 50 juta penduduk Indonesia (BPS,2011). Kemiskinan diindikasikan berasal dari sektor pertanian terlihat dari kontribusi kemiskinan di pedesaan yang mencapai 63,5 persen dan mata pencarian dipedesaan merupakan pertanian. Harga murah saat panen, harga pupuk yang meningkat cepat pada masa pemupukan, cuaca yang tidak diprediksi petani, hingga risiko yang tinggi menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh petani. Salah satu contoh yang adalah informasi mengenai ketersediaan beras nasional. Kesimpangsiuran informasi menyebabkan pemerintah tetap melakukan impor yang tentunya sangat merugikan petani. Oleh karena itu, butuhkan sistem yang tepat dan kebijakan yang mendukung pertanian Indonesia.

Sistem Informasi Pertanian Indonesia
Ketidakpastian informasi merupakan salah satu masalah utama pertanian di Indonesia. Pada tahun 2011, Pemerintah tetap melakukan impor beras. Hal ini selalu terulang dari tahun ke tahun karena informasi yang sulit untuk dipercaya. Data BPS maupun Kementrian Pertanian tidak pernah menunjukan angka yang sama walaupun menyimpulkan hal sama bahwa secara kuantitatif persedian pangan nasional cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Namun karena informasi tersebut bersifat bias, pemerintah tetap melakukan kontrak impor beras guna memenuhi kebutuhan didalam asumsinya. Tentu kebijakan tersebut sangat merugikan petani karena penyebaran informasi bahwa pemerintah melakukan impor mampu menjatuhkan harga ditingkat petani.

Dibutuhkan sebuah Sistem Informasi Pertanian yang mampu memberikan informasi yang tidak bias. Informasi ditingkat konsumen seperti jenis produk, kualitas, jumlah dan waktu yang diminta bisa sampai dengan baik kepada petani sebagai penyedia produk. Informasi yang jelas pun merupakan salah satu unsur didalam pelaksanaan Supply Chain Management. Informasi yang baik dan tepat merupakan salah satu unsur yang harus ada didalam kriteria just in time sehingga tercapainya ketepatan waktu, jumlah dan kualitas.
Sistem Informasi Pertanian Indonesia merupakan salah satu pemikiran didalam pemerataan informasi. Sistem Informasi Pertanian merupakan kerja bersama antara Kementrian Pertanian dengan Kementrian Informasi dan Komunikasi, maupun kelembagaan lainnya. Fungsinya adalah penyeberan informasi harga sehingga tidak dipermainkan tengkulak, informasi akan harga input produksi berikut lokasi dimana dapat diperolehnya, hingga informasi kondisi iklim maupun cuaca yang fungsinya adalah memprediksi waktu tanam yang tepat.
Sistem Informasi Pertanian diawali dengan pembangunan workgroup melalui jalinan disetiap desa penghasil produk pertanian. Work grup tersebut meliputi komputer-komputer yang terpasang disetiap desa melalui gapoktan dan tersambung dengan administrator yang berlokasi ditinggatan yang lebih tinggi seperti Kabupaten. Informasi yang ada disesuaikan dengan kebutuhan yang informasinya diperoleh dari kelembaggan terkait.
Setiap elemen Sistem informasi bisnis yang terdiri dari orang, prosedur, data, software-program, dan hardware-komputer harus terpenuhi. Elemen pertama yaitu orang merupakan sumberdaya yang penting. User harus memiliki kemampuan pengoperasian komputer dasar bagi yang berada di masing-masing desa. Informasi yang diberoleh oleh user ditingkat desa selanjutnya menginformasikan kepada seluruh masyarakat pertaninnya melalui pesan singkat (sms) atau melalui media komunikasi lainnya. User ditinggkat Kabupaten maupun Pusat merupakan administrator yang bertanggung jawab dan berbentuk kelembagaan bertanggung jawab didalam penyebaran informasi.
Prosedur yang merupakan elemen kedua memberikan SOP yang jelas didalam penyebaran informasi. Prosedur harus mampu bersifat dua arah dimana user di desa melalui jaringan workgroup melaporkan kondisi aktual dimasing-masing desa mengenai keadaan pertanian ataupun sosial masyarakatnya. Administrator ditingkat Kabupaten mengolah informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dan bertanggung jawab didalam penyampaian informasi yang benar dan sesuia dengn kebutuhan.
Data merupakan elemen ketiga didalam sistem informasi bisnis.Data merupakan informasi yang berharga yang bersumber dari kondisi aktual dilapangan yang dilaporkan user ditingkat desa ataupun informasi dari kelembagaan terkait. Informasi yang penting untuk diinfokan seperti kondisi pasar beserta harga komoditas dari Kementrian Perdagangan, informasi teknis budidaya, penyediaan input,pengolahan pasca panen dari Kementrian Pertanian, informasi kondisi iklim atau cuaca yang dapat dimanfaatkan pada pemilihan waktu tanam dari BMKG. Data tersebut harus diolah dan disesuaikan dengan kondisi yang terjadi dan kebutuhan yang ada.
Software – Program yang merupakan elemen keempat Sistem Informasi Bisnis menggunakan software yang mudah digunakan. Program jaringan berupa portal yang menginformasikan secara lengkap. Administrator harus mampu mengolah dan mengaplikasikan sotware tersebut dengan baik. Portal yang dibuat harus bersifat dua arah sehingga dapat saling berbagi informasi baik dari user di desa maupun administrator.
Hardware – Komputer yang digunakan merupakan inventaris yang dimiliki pemerintah melalui Kementrian Komunikasi dan Informasi. Kementrian Informasi pun bertanggung jawab didalam perawatan. Komputer merupakan elemen ke lima dan sangat penting didalam proses Sistem Informasi Pertanian Indonesia. Kedudukan Komputer tersebut di desa bisa ditempatkan di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) atau Kantor Kepala Desa dengan Kriteria mudah diakses oleh seluruh masyarakat namun digunakan secara bertanggung jawab.

Penutup
Sistem Informasi Pertanian Indonesia harus mampu memberikan pemerataan informasi diseluruh masyarakat terutama yang berhubungan dengan pertanian. Petani harus mampu melaporkan kondisi rill dilapangan seperti masalah pertanian hingga besaran panen yang selanjutnya menjadi data pemerintah dan penunjang didalam pengambilan keputusan. Informasi yang ada harus mampu memutus rantai masalah-masalah yang ada seperti penguasaan informasi pasar oleh pengumpul yang pada akhirnya penentuan harga bisa menjadi lebih adil. Informasi yang ada harus mampu menunjang kegiatan pertanian seperti waktu tanam yang tepat sesuai kondisi iklim dan cuaca.

Daftar Pustaka
[BPS].2011. Data Strategis BPS. Jakarta : Badan Pusat Statistik

Senin, 21 November 2011

Enyahlah

Enyahlah dari pikiran ini.
Bukan karena aku benci.
Atau tidak ingin bertemu.
ini semua, karena kau telah mengisi bagian dari qolbuku.

jejak langkah yang kau tinggalkan.
Menjadi jejak indah yang kurasakan.
Bukan aku benci kepadamu.
Namun ku takut terlalu mencintaimu.

Pergilah dari kenyataan ini.
Bukan karena aku benci.
Ataupun tak ingin bertemu.
Ini semua, karena ku takut nanti kehilanganmu.

Selasa, 26 Juli 2011

Catatan Gladikarya (Serie 8)


Gladikarya
Hari ketiga puluh
Peternakan susu perah Kampung Cibolang Kertawangi

Pada tulisan terdahulu telah disampaikan tentang potensi yang dimiliki kampung Cibolang meliputi karakteristik dan sumberdaya yang dimiliki. Jalan pagi yang dilakukan di hari ke-30, telah memperlihat secara langsung peternakan susu yang diolah secara tradisional oleh masyarakat Kampung Cibolang. Kampung Cibolang dan segala potensinya sejauh ini masih membutuhkan bimbingan dari pihak-pihak terkait didalam meningkatkan produksi dan mencapai tingkat efisiensi. Tulisan ini dibuat hanya sebagai pendapat pribadi yang dilihat secara observasi di Masyarakat.

Pagi di hari ke-30, saya menyempatkan mengunjungi kandang yang di miliki pak Suyatno. Beliau adalah peternak sapi perah kampung Cibolang dengan jumlah 17 ekor sapi, namun hanya 10 ekor yang dapat diperah karena yang lainnya dalam masa bunting dan merupakan sapi jantan. Setiap pagi, susu yang hasilkan berkisar pada rataan 80 liter dan sore hari mencapai 40 liter. Sehingga dapat di lihat total rata-rata perhari susu yang dihasilkan mencapai 120 liter yang diperhari dari 10 ekor sapi. Sehingga dapat dilihat bahwa rata-rata yang dihasilkan per ekor mencapai 12 liter per hari.

Produktivitas susu perah kampung Cibolang yang mencapai 12 liter per ekor menunjukan potensi yang masih bisa ditingkatkan dengan baik apabila dapat ditangani dengan tepat. Pakan yang diberikan terlihat seadanya dimana pohon pisang menjadi salah satu pakan dominan yang ada. Sedangkan hijauan terlihat komposisinya sangat kurang berikut juga seperti konsentrat. Akan tetapi dari segi ketersediaan air sangat melimpah sehingga terpenuhi kebutuhannya.

Kondisi pakan yang kurang baik menurut saya sepintas disebabkan mutu pakan yang kurang baik. Hijauan dan konsentrat yang kurang dari kebutuhan menyebabkan kualitas yang tidak terlalu baik. Memang terlihat bahwa tidak terlihat lahan di sekitas kampung cibolang yang membudidayakan rumput gajah yang merupakan salah satu hijauan yang sering digunakan. Sebagian besar hijauan berasal gulma kebun. Bahkan setiap harinya hanya terlihat pengangkutan pohon pisang yang telah ditebang yang memang ditujukan sebagai pakan ternak. Padahal kita tahu bahwa penggunaan pohon pisang sebagai pakan akan mengakibatkan kualitas susu yang kurang baik, dimana kandungan air akan berlebih dari susu yang dihasilkan.

Kondisi realita pertanian di Indonesia sebagian besar menunjukan cerita yang sama dengan beragam versi yang berbeda. Ciri khas yang ditampilkan adalah usaha dilakukan dalam skala kecil bahkan subsisten, dilakukan secara tradisional, pelaku rata-rata hanya lulusan sekolah dasar dan di dominasi oleh orang tua. Hal tersebut pun terlihat di kampung ini. Ternak yang dimiliki rata-rata hanya 2-3 ekor per usaha ternak (bahkan ada yang hanya 1 ekor), dilakukan dengan sangat tradisional (kandang tidak layak seperti didepan rumah dan pakan yang terkesan asal-asalan), berpendidikan rendah, dan didominasi oleh orang tua.

Gladikarya mengajarkan kepada saya bahwa realita pertanian di Indonesia sungguh membutuhkan perjalanan yang dipercepat guna tercapainya kesehteraan bangsa. Pertanian sebagai base sector didalam pembangunan bangsa sejauh ini telah terabaikan pengelolaannya. Di butuhkan “petani muda”, yaitu sarjana pertanian, peternakan, perikanan maupun kehutanan yang terjun ke masyarakat sehingga pertanian Indonesia akan terarah dengan baik dan mampu mengejar ketertinggalan yang telah lama terjadi. Ayo sarjana!!!, mari membangun desa.

Rabu, 20 Juli 2011

RUU Pemilu dan Harapan




Jika tidak mundur lagi dari jadwal, draf perubahan atas undang-undang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD akan disahkan pada rapat paripurna pekan ini. Pembahasan di Badan Legislasi DPR mencuatkan perdebatan panjang mengenai ambang batas parlemen (Kompas, 18 Juli 2011).

Sepenggal paragraf diatas merupakan kalimat pembuka dari sebuah artikel yang berjudul “RUU Pemilu : Baru Pertempuran Awal…”. Artikel tersebut menarik dengan menunjukan bagaimana sebuah partai politik mencoba menjaga eksistensinya di parlemen. Artikel tersebut menbahas bagaimana ambang batas parlemen mampu menenggelamkan sebuah partai untuk tetap ada di jajaran kekuasaan.

Sejauh ini terdapat dua pendapat di tingkat DPR mengenai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) yaitu peningkatan secara bertahap hingga 3 persen saja dan peningkatan yang signifikan hingga 5 persen. Kedua argumen tersebut muncul dari partai menengah yang menjaga eksistensinya dan partai besar yang ingin menjaga kestabilannya.

Partai menengah mempertahankan batas hingga 3 persen bermaksud untuk menjaga aspirasi masyarakat agar tersampaikan di parlemen. Setidaknya terpenuhi amanat UUD 1945 mengenai Hak asasi manusia yang didalamnya kebebasan penyampaian pendapat dan berpolitik. Didalam parlemen terdapat berbagai warna sebagai sebuah wujud keragaman didalam membangun bangsa. Jumlah partai tidak akan jauh dengan saat ini atau hanya berjumlah 5-8 partai.

Kelemahan dari penetapan ambang sebesar 3 persen adaalah pelaksanaan pemerintahan yang berjalan tidak stabil. Jumlah partai yang terlalu banyak berbanding terbalik dengan banyaknya kepentingan di legislatif dan pada akhirnya berdampak pada pemerintah. Pemerintah akan sibuk mengurus perang kepentingan, sehingga pada akhirnya sulit mencapai kesejahteraan bagi masyarakat. Hal ini telah terbukti pada pemerintahan 2009-2014 yang di pimpin Bapak SBY. Terbentuknya Sekretariat gabungan merupakan bukti tidak stabilnya pemerintahan dan tempat berkumpulnya beberapa kepentingan. Pada akhirnya tugas legislatif melemah dengan negosiasi politik yang berkiblat kepada kepentingan.

Tawaran kedua adalah peningkatan Parliamentary threshold yang mencapai 5 persen. Hal tersebut diperkirakan pada akhirnya akan menyisakan 2-5 partai politik. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) tentu tidak akan ada di parlemen apabila kebijakan ini diberlakukan pada 2009, sedangkan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pun dalam kondisi genting. Jumlah partai yang lebih sedikit pada akhirnya akan meningkatkan konsentrasi pemerintah didalam menjalankan kebijakannya. Partai akan menunjukan karakternya dan berlomba didalam mensejahtrakan masyarakat, karena ketidak berpihakan kebijakan akan berdampak ditinggalkannya partai oleh pemilik suara. Selain itu, tidak akan berdirinya partai asal-asalan guna ikut serta di pemilu. Partai yang bertahan adalah partai yang memiliki idiologi yang kuat dan memiliki visi yang baik.

Kelemahan dari kebijakan ini adalah akan hilangnya suara rakyat apabila memilih partai yang tidak lolos ambang batas. Partai baru akan sulit hidup sehingga menghambat masyarakat didalam menyampaikan aspirasi apabila partai yang ada belum mampu memberikan celah yang sesuai dengan aspirasi yang ingin disampaikan. Dengan kebijakan ini, seakan-akan kebebasan berpendapat dan berpolitik dihambat secara sistematik namun belum tentu melanggar Undang-undang Dasar negara.

RUU Pemilu dan harapan
Perang kepentingan didalam pembahasan RUU Pemilu diperkirakan akan berlarut-larut. Kubu dengan kemungkinan memperoleh suara yang kecil akan setengah mati memperjuangkan pembatasan maksimal hanya 3 persen. Rancangan undang-undang tersebut akan menghambat kinerja Anggota DPR pada akhirnya.

Apabila melihat kondisi yang terjadi, saya sebagai mahasiswa mengharapkan segala pihak untuk mampu mengfokuskan kepada kesejahteraan masyarakat yang semakin diabaikan. Bangsa ini tidak memiliki waktu banyak didalam mengubah masa depan sebagian besar masyarakatnya. Sudah seharusnya setiap pihak melepaskan kepentingan sesaat, yang pada akhirnya akan menenggelamkan bangsa ini.

Saya berpendapat sudah saatnya Parliamentary threshold ditingkatkan hingga mendekati 10 persen, bahkan lebih dari itu. Sudah saatnya maksimal hanya ada tiga partai politik di Indonesia. Hal tersebut guna menghasilkan pemerintahan yang stabil dan terjadinya hubungan yang saling melengkapi diantara pemerintah dan parlemen. Indonesia dengan sistem presidensilnya harus mampu melaksanakan pemerintahan yang baik dengan parlemen sebagai penyeimbang dan tidak hanya alat “stempel” pemerintah.

Kebijakan ini pada akhirnya akan menunjukan partai mana yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat didalam mencapai kesejahteraan. Partai akan menunjukan karakternya dan berlomba didalam menyampaikan program. Tidak ada partai abu-abu yang bersifat oportunis didalam jual beli kepentingan. Tidak ada lagi sekretariat gabungan sebagai pasar jual beli kepentingan. Setiap kebijakan akan saling mengkoreksi didalam mencapai ketepatan. Pada akhirnya, akan terjadi kompetisi yang sehat didalam peningkatan kesejahteraan rakyat dan partai dengan visi terbaik yang akan memimpin rakyatnya didalam mencapi kemakmuran dan kesejahteraan.

Minggu, 17 Juli 2011

Catatan Gladikarya (Serie 7)


Gladikarya
Hari kedua puluh dua
Manajemen Rantai Pasok (SCM) bagi Petani


Manajemen Rantai Pasok atau Supply Chain Management (SCM) merupakan model terbaru didalam mengintegrasikan setiap unit produksi didalam sistem produksi. Model menjadi kajian menarik didalam menyediakan input produksi secara tepat (waktu, kualitas, kuantitas, dan tempat) hingga produ dapat disajikan dengan baik di tengah masyarakat. Secara sepintas, tidak ada perbedaan yang sangat besar diantara Manajemen Rantai Pasok dengan Sistem Agribisnisn yang kita pelajari selama ini.

Seperti halnya Sistem Agribisnis, manajemen rantai pasok atau yang lebih dikenal dengan SCM menyajikan integrasi yang kuat diantara para pelaku. Informasi pasar mampu menjadi patokan didalam kebijakan unit produksi lainnya didalam rantai pasok tersebut. Oleh karena itu, informasi merupakan syarat didalam terlaksananya manajemen rantai pasok yang baik.

Informasi berupa permintaan konsumen merupakan sinyal pertama didalam penentuan kebijakan unit produksi yang harus disampaikan distributor kepada pelaku pengolahan produk. Apabila kita ibaratkan hal tersebut ada didalam usaha pertanian, informasi distributor kepada unit pengolahan akan berdampak pula pada bidang usahatani (onfarm). Pada akhirnya perubahan tersebut pun akan mempengaruhi penyedia input.

Melalui tulisan ini, saya akan mengilustrasikan pentingnya informasi didalam kemitraan. Model ini mungkin bukan contoh langsung dari aplikasi manajemen rantai pasok, akan tetapi akan menunjukan pentingnya informasi dan akan sangat terasa penting bila diaplikasikan sistem manajemen rantai pasok.

Pengalaman ini di ambil dari kisah nyata sorang petani muda di Bandung. Pak Tufodil merupakan salah satu petani muda yang bekerja keras didalam bisnisnya yaitu dibidang usahatani (on farm). Mas fadil (nama panggilan) merupakan lulusan salah satu universitas di Sumedang ini hampir selalu mencoba berbagai jenia usahatani seperti sayuran hingga saat stabil di bidang jamur tiram. Beliau menceritakan kepada kami betapa pentingnya informasi bagi petani.

Beberapa tahun yang lalu mas fadil berbudidaya kentang atlantis yang merupakan salah satu bahan baku industri. Beliau menjual hasil produknya ke Semarang yang merupakan pabrik pusat snack barbahan baku kentang tersebut. Budidaya dilakukan dengan baik dan hasil produksinya memiliki kontrak dengan perusahaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan kapasitas pabrik.

Budidaya berjalan dengan baik dan menghasilkan kentang dengan kualitas yang menjanjikan. Ukuran kentang yang dihasilkan bahkan berukuran dengan rata-rata sangat besar, bahkan berukuran sebesar kopiah yang digunakan ketika shalat. Hasil yang cukup menjanjikan, mengingat kualitas dan kuantitas yang cukup besar menurut beliau sebagai petani. Penuh rasa percaya diri dari hasil yang dicapai, mas fadil membawa empat truk kentang tersebut ke pabrik yang berada di kota Semarang Jawa Tengah.

Perjalanan telah dilaksanakan, namun menghasilkan kekecewaan. Kentang dengan rata-rata ukuran diluar ukuran kentang lokal tersebut ditolak masuk ke pabrik dengan alasan tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan. Beliau dengan melihat kondisi kentang yang berkualitas baik dan memiliki ukuran yang cukup besar merasa kebingungan dengan bentuk penolakan tersebut. Akhirnya beliau meminta penjelasan jebiih jauh.

Beliau akhirnya diajak ke pabrik pengolahan makanan ringan berbahan baku kentang tersebut. Kentang dengan ukuran yang cukup baik tersebut ternyata masuk dan mampu mengikuti proses pengolahan yang dilakukan mesin. Setiap tahan dapat dilalui dengan baik seperti pencucian hingga pada pemotongan. Ternyata pada saat pemotongan, kentang atlantis yang berukuran besar tersebut kosong pada bagian dalamnya bila dipotong melintang. Tentu nilai dari kentang tersebut tidak bisa masuk kedalam klasifikasi kentang yang dicari. Bahkan, kentang yang bolong tersebut pada saat pencobaan penggorengan ternyata menyebabkan kegosongan dibandingkan dengan kentang yang lainnya.

Hal ini terjadi disebabkan tidak adanya informasi yang jelas bagi petani mengenai klasifikasi yang dibutuhkan oleh unit pengolahan. Klasifikasi yang dibutuhkan seperti ukuran tidak pernah diperoleh petani. Apabila hal ini terus terjadi, maka kedua pihak tersebut akan menanggung kerugian yang sangat berdampak. Industri pengolahan mengalami kerugian didalam persediaan kentang yang dibutuhkan. Seperti kita ketahui bahwa kapasita pabrik memiliki kapasitas yang sangat besar untuk dipenuhi setiap harinya. Apabila kapasitas tersebut tidak dipenuhi, maka merupakan sebuah biaya bagi perusahaan.

Kerugian terbesar tentu diderita oleh petani. Jumlah panen yang dihaslikan dan merupakan kerja keras selama beberapa waktu pada akhirnya tidak memiliki nilai di pasar. Petani tentu merasa dipermainkan. Pada akhirnya kentang tersebut dijual di pasar tradisional dengan harga yang rendah. Hal tersebut merupakan cara terakhir yang ditempuh walaupun sangat merugikan karena di jual di bawah harga standar.
Hal ini seharusnya tidak terjadi apabila terjadinya aliran informasi yang baik dari konsumen kepada produsen. Industri sebagai pengguna hasil produksi harus memberitahukan secara baik klasifikasi yang memang dibutuhkan. Informasi tersebut pada akhirnya menentukan kebijakan petani sebagai penyedia input industri tersebut didalam penyediaan kantang. Informasi dapat dilihat pada kasus ini merupakan kunci didalam menjalin kerjasama. Oleh karena itu, tidak salah apabila informasi menjadi ciri utama didalam Manajemen Rantai Pasok.

Jumat, 15 Juli 2011

Kuingat Dulu

Kau tegakan tubuhku ketika terpuruk bersama.
Kuatkan hati remuk redam dalam kebinasaan.
Kuingat, kau peluk aku dan mengangkatku ke ujung tertinggi.
Kita ditinggalkan tapi kita tidak untuk tertinggal.

Titik air dari mata ini.
Kau kuatkan dengan senyuman keras dalam hidup.
Mungkin kau memang tidak lembut seperti dulu.
Kuingat, dalam hari ditempa diriku.
Kita dihanyutkan tapi tidak untuk terhanyut.

Titik tangga kepedihan hidup kau bilang akan kita lewati.
Kau dengan kesederhanaan hati membimbing jalan panjang yang terlewati.
Cengkraman tanganmu mungkin tidak sehangat dahulu.
Kuingat, Dalam lelah kita selalu berdoa.
Kita dibuang tapi tidak untuk terbuang

Sabtu, 09 Juli 2011

Catatan Gladikarya (Serie 6)


GLADIKARYA
Hari ke sebelas.
Coretan Gladikarya

Gladikarya merupakan kegiatan mahasiswa Departemen Agribisnis didalam mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya di tengah masyarakat. Segala kemampuan mahasiswa yang diperoleh dikelas akan diuji ditengah masyarakat, dan tentunya kegiatan ini akan menunjukan kemampuan mahasiswa didalam bermasyarakat. Kita sama ketahui, bahwa lingkungan dunia akademik kadang sangat jauh berbeda dengan kondisi real di masyarakat. Kegiatan Gladikarya memiliki bobot 3 SKS dan wajib diambil oleh seluruh mahasiswa Departemen Agribisnis.

Dalam kegiatan sebelas hari yang telah saya lewati, terdapat beberapa pelajaran yang dapat dipetik dan akan berguna di kehidupan pasca kampus. Poin terpenting yang saya ambil adalah bahwa idealisme tidak selalu berlaku di kondisi kehidupan. Apa yang kita rencanakan dengan baik, kadang mengalami perubahan yang harus kita lakukan. Apa yang kita pikirkan, kadang akan bersinggungan dengan orang lain. Nilai budaya, kepercayaan, moral, dan rasa hormat menjadi faktor yang harus selalu diperhatikan.

Pendekatan yang dilakukan terhadap objek program gladikarya harus menjadi perhatian. Jadwal telah disusun dan lokakarya telah dilaksanakan, akan tetapi bukan berarti itu merupakan hal fixed yang akan dilaksanakan. Rencana tersebut harus kita patuhi apabila telah disusun, akan tetapi bukan merupakan satu kekakuan didalam pelaksanaan. Nilai-nilai harus diperhatikan. Deadline yang biasa kita terapkan secara disiplin di dunia kampus, kadang tidak mempan didalam kehidupan.
Saya tidak mengbenarkan pengingkaran terhadap jadwal yang telah kita buat sendiri. Akan tetapi ketika akan kita sampaikan, kadang harus melihat realita yang terjadi. Pelajaran penting lainnya dari mahasiswa yang terjun di masyarakat adalah kemampuan membaca situasi. Kadang responden atau objek program belum tentu siap dengan apa yang akan kita sampaikan. Kesalahan waktu penyampaian dikhawatirkan merusak image kita didepan objek program. Kesalahan tersebut sangat dikhawatirkan akan menyebabkan keenganan dan sikap menghindar dari calon peserta /objek program.

Kebijakan dan dunia nyata
Kasus tersebut didunia nyata kadang terjadi. Pembuat kebijakan dengan gagah dan penuh analisi menentukan program bagi masyarakat. Riset dilakukan dengan baik ataupun berdasarkan pesanan. Kebijakan-kebijakan pemerintah dengan segala alasan yang luar biasa dan ekspektasi yang hebat kadang mentah apabila telah turun di masyarakat. Pembuat kebijakan merupakan orang pintar bahkan cerdas. Akan tetapi pembuat kebijakan kadang terlalu kaku dengan patron ataupun aturan-aturan yang dibuatnya sendiri. Hal tersebut yang menyebabkan mereka kadang lupa mengkaji aspek psikologis.

Studi kasus tersebut dapat kita lihat pada pelaksanaan Raskin (beras miskin) dan Ujian Nasional (UN) di Indonesia . Dua kebijakan tersebut dibuat dengan mekanisme yang luar biasa bagus dan memiliki tujuan mulia. Raskin diupayakan untuk diberikan kepada masyarakat miskin dengan tepat sasaran guna menjamin akses terhadap pangan. Ujian Nasional merupakan kebijakan Pemerintah didalam meningkatkan standar pendidikan masyarakat.

RASKIN
Beras miskin adalah beras yang diperuntukan untuk masyarakat miskin yang dikeluarkan pemerintah guna menjamin ketahanan pangan masyarakat kurang beruntung. Pemerintah dengan kebijakannya bermaksud baik dengan menyebar dihampir seluruh desa dan kota di seluruh Indonesia. Dari beberapa sumber dikatakan bahwa harga yang tetapkan sebesar Rp 1.600,00 dengan ketentuan setiap kepala keluarga diberikan sebesar 20 kilogram. Akan tetapi, terdapat beberapa masalah yang terjadi di masyarakat.
Masalah pertama adalah adanya peningkatan harga beras ketika sampai di tangan masyarakat miskin tersebut. Harga kadang jauh dari patokan yang ditentukan dan tidak didistribusikan seperti seharusnya. Hal tersebut berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang belum memikirkan sampai di akar masyarakat.
Peningkatan harga bila dicermati disebabkan oleh dua hal. Hal pertama adalah pemerintah tidak menjamin biaya distribusi hingga di keluarga miskin. Pemerintah hanya member biaya distribusi hingga kantor kecamatan di masing-masing daerah. Padahal apabila kita lihat lagi, beras tersebut perlu redistribusi ke tingkat desa hinga rumah tangga. Perlu biaya lagi yang terdiri dari transportasi yaitu biaya kendaraan maupun buruh angkut. Sejauh ini belum ada perhatian pemerintah akan hal tersebut. Penyebab kedua adalah moral hazard dari pelaksana di akar rumput akibat hal pertama yang tidak terpenuhi. Tidak adanya biaya distribusi mengakibatkan aparat desa mampu dengan sewenang- wenang menentukan harga yang memberatkan dengan alibi tidak adanya biaya pendistribusian. Hal tersebut yang mengakibatkan terjadinya penyelewengan.

Selain itu, hak warga miskin untuk memperoleh Raskin sebanyak 20 kilogram kadang tidak bisa dilakukan. Hal ini tidak hanya disebabkan penyelewengan yang terjadi, melainkan realita yang ada. Pendistribusian Raskin yang tidak menentu menyebabkan keluarga yang berhak tidak mampu membeli sebanyak seharusnya. Kadang masyarakat hanya mampu 5 kilogram yang jauh dari haknya sebesar 20 kilogram. Disamping itu, aparat pemerintah desa harus secepatnya menjual guna mampu membayar raskin yang didistribusikan. Hal tersebut yang menyebabkan penjualan dilakukan kesiapa saja bahkan ke pihak yang tidak berhak. Terdapat banyak koreksi yang harus menjadi evaluasi kedepan. Masalah kualitas, mekanisme dan penyelewengan lainnya terlalu banyak dan harus segera ditinjau.

Ujian Nasional (UN)
Ujian nasional yang dilakukan di seluruh Indonesia merupakan salah satu terobosan didalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Sesuai dengan fitrahnya bahwa kenaikan tingkatan harus dibarengi dengan satu bentuk ujian. Ujian diharapkan mampu menjadi salah satu bentuk evaluasi didalam meningkatkan kualitas yang diharapkan. Sayang sekali, di negara ini ujian nasional merupakan mimpi buruk yang kadang meninggalkan trauma bagi sebagian siswa di Indonesia.
Standarisasi yang ingin pemerintah lakukan di seluruh Indonesia sejauh ini belum dapat dilakukan. Indonesia dengan jumlah sekitar 17.000 pulau belum mampu memberikan kualitas pendidikan dengan standar yang sama diseluruh pelosok negeri. Tidak adil apabila kita meratakan standar kelulusan diantara siswa yang belajar di Jakarta dengan siswa yang berangkat kesekolah tanpa alas kaki di salah satu pulau terluar Indonesia. Satu bentuk kebodohan apabila kita melakukan standar yang sama dengan siswa di kota besar yang akrab dengan akses informasi melalui internet dengan siswa yang bersekolah di pulau yang bisa diakses dengan kapal boat selama 7 jam.

Efek kebijakan yang baik namun tidak tepat tersebut memberikan dampak yang sistemik bagi kementalan sebagian besar masyarakat Indonesia. Beberapa waktu lalu kita melihat pengusiran pengungkap contek masal di Jawa timur. Salah satu bentuk kejujuran dicoba diredam guna kepentingan sesaat oleh sebagian besar masyarakat. Kecurangan yang tentu tidak terpuji dibiarkan dan dianggap biasa guna meluluskan sebagian besar lainnya. Kasus contek atau kebocoran soal telah mejadi rahasia umum. Ujian nasional pada akhirnya mengajarkan sikap siswa yang ingin memperoleh hal instan tanpa berusaha lebih baik ataupun sikap menghalalkan segala cara. Tidak salah bahwa di masa depan bangsa ini akan dipimpin oleh koruptor-koruptor cilik lainnya.

Kebijakan pemerintah pada intinya bertujuan untuk mengsejahterakan masyarakat. Tidak bisa kita tampikan kebaikan pemerintah didalam penentuan kebijakannya. Apabila kita melihat dari fitrah kebijakan, kebijakan merupakan sebuah perubahan. Dan didalam hukumnya, sebuah perubahan akan menghasilkan pihak yang dirugikan dari perubahan tersebut. Yang harus dilakukan pemerintah adalah menekan kerugian yang terjadi dengan meningkatkan benefit bagi masyarakat luas.
Pelajaran yang bisa kita petik adalah sehebat apapun teori yang kita siapkan akan tidak selalu sesuai dengan kenyataan dilapangan. Kecermatan berpikir dan perpaduan dengan kondisi lapangan yang meliputi nilai-nilai dimasyarakat harus dipadukan. Asumsi bisa dibangun dengan fondasi kenyataan dilapangan, bukan merupakan ekspektasi semata. Semoga bermanfaat.

Rabu, 06 Juli 2011

Teduh tatapmu


Teringat akan terakhir kau tinggalkan senyuman.
Senyuman indah penguat hati
Teduhnya matamu.
Lembutnya sentuhmu.
Dan hangatnya perlindunganmu.

Dengan kuat, kau berikan harapan padaku.
Jalan panjang yang kita langkah bersama, memberikan jaminan akan cinta dan kasih.
Memang benar yang kau katakan.
Jalan ini tidak selalu lurus dan mulus.
Kadang tandus ataupun hambatan arus.

Saat kau angkat diriku, kaulah semangat bagiku.
Saat kau pelukku, saat itu kau sungguh berarti bagiku.

Teduh matamu memancarkan arti hidup didalam setiap arah.
Memang semua terasa merah.
Mimpi yang kau tanamkan adalah jangkauan yang tidak mudah.
Namun tatapanmu, teduh memberikan harapan.

Dalam mimpiku.
Kau genggam tangan ini.
Tidak ada yang tidak mungkin arti dari tatapmu.
Semua akan berlalu arti dari pelukmu.
Dan akan kuraih arti dari harapmu.




Mengenang 16 Tahun kepergianmu

Jumat, 01 Juli 2011

Aku adalah Layangan



Aku adalah layang-layang yang terbawa angin timur. Terbang melebarkan cengkraman mimpi dan takdir. Teringat kata kepala suku dari lembah Andromeda, bahwa layang-layang terbang bukan karena mengikuti arus melainkan melawan arus.

Terbang-terbang biarkan mimpi ini menggapai langit dengan penjagaan Tuhan. Biarkan lelah ini menghampiri, biarkan aku berlari hingga lelah ini lelah menghampiri. Karena kita tanpa mimpi, bagaikan layang-layang tanpa tali. Mungkin akan terbang tinggi, tapi yang pasti akan jatuh ,tersungkur, terinjak, dan terbuang.

Aku menikmati saat melayang. Terombang-ambing, dan kita dapat melesat bila memiliki keinginan. Melayang bagaikan mampu mengunjungi seluruh penjuru dunia. Menggapai cita dan tentu cinta. Namun teringat kata dari penjaga pintu bukit Andara, bahwa janganlah terbang terlalu tinggi karena akan pedih saat tak menemukan angin dan jatuh. Aku tak peduli, karena aku adalah layang.

Terbang-terbanglah tinggi sehingga tak mampu melihat pijakan lagi. Biarlah letih ini merajai, biarlah aku terbang tinggi hingga letih ini enggan mengikuti. Karena kita tanpa cita dan cinta, bagaikan layang tanpa ambisi. Mungin bisa terbang namun jangan harap akan tinggi. bisa pula tinggi, namun tak akan menggapai mentari.


Catatan Gladikarya (Serie 5)


GLADIKARYA
Hari ke lima
IDENTIFIKASI GAPOKTAN JAMUR TIRAM KERTAWANGI


Gapoktan Jamur tiram Kertawangi yang di pimpin Bapak Ajang Taryana berdiri pada 9 April 2011 dengan jumlah anggota 15 kelompok petani jamur. Usia yang sangat muda, mengingat usaha jamur tiram sendiri telah ada di Desa Kertawangi sejak medio 80-an. Pelakasanaan organisasi berupa administrasi dan manajemen belum mampu bekerja secara maksimal, bahkan disebutkan oleh pak Ajang bahwa belum ada agenda dan program yang dimiliki oleh Gapoktan Jamur Kertawangi.

Menjadi menarik bila kita melihat tren Gapoktan di tengah masyarakat. Gapoktan yang tertulis pada peraturan Kementrian Pertanian menyatakan bahwa setiap desa secara legal memiliki hanya satu gabungan kelompok tani. Gapoktan tersebut membawahi kelompok tani yang pembentukannya bisa berdasarkan geografis, metode tertentu, ataupun komoditas. Bisa diambil kesimpulan bahwa Gapoktan merupakan induk dari berbagai macam kelompok tani yang tidak harus sejenis. Namun keadaannya berbeda dilapangan, gabungan kelompok tani bermunculan sejak tahun 2008. Gapoktan berdiri berdasarkan komoditas-komoditas tertentu. Perlu dilihat lagi, apakah pembentukan kelompok berpengaruh terhadap efektifitas kelembagaan pertanian ditingkat desa.

Keberadaan Gapoktan menurut Pak Ade (Koordinator PPL Kecamatan Cisarua) sangat membantu didalam mengkoordinasikan kebijakan ataupun bimbingan teknis di tengah masyarakat tani. Dengan adanya Leader didalam komunitasnya membantu didalam menyebarkan informasi kepada masyarakat. Pada akhirnya, gapoktan sangat membantu para penyuluh yang bertugas.

Gapoktan sejatinya harus mampu menjadi lembaga sosial masyarakat tani. Selain itu, perkembangannya di harapkan mampu menjadi lembaga sosial ekonomi. Kegiatan yang diharapkan tidak hanya menjadi sarana pemerintah didalam menyalurkan bantuan ataupun pengarahan teknis, melainkan menjadi lembaga ekonomi yang mandiri. Gapoktan harus menjadi kekuatan ekonomi pedesaan dan memiliki posisi tawar.

Gapoktan mampu menjadi lembaga yang mandiri apabila mampu melaksanakan prinsip dasar manajemennya dengan baik. Prinsip tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan dapat meliputi perencanaan komoditas yang akan dibudidayakan termasuk kedalamnya waktu dan pola tanam. Pengorganisasian dapat meliputi pembagian peran anggota dengan orientasi tujuan seperti pembukaan pasar hasil panen. Pelaksanaan merliputi memotivasi anggota didalam melaksanakan tugas. Evaluasi meliputi peninjauan kembali serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan.

Selain manajemen kelembagaan, syarat penting lainnya adalah adanya leader yang memiliki jiwa entrepreneurship. Entrepreneur yang tepat didalam pengembangan gapoktan adalah jiwa co-operation entrepreneurship yang mampu memotivasi anggota, mampu berinovasi, kreatif, tidak mudah menyerah dan berlandaskan atas asas kepentingan bersama.

Gapoktan Jamur Kertawangi memiliki potensi yang sangat besar. Hal ini terlihat dari jumlah anggota dan kapasitas anggota didalam memproduksi produk usahataninya. Di bidang teknologi, para petani telah memiliki informasi akan teknologi walaupun sebagian memiliki keterbatasan akan akses terhadap teknologi. Dibidang teknis, para petani sudah memiliki kemampuan yang baik didalam budidaya jamur tiram. Pada perjalannanya, kekurangan yang terlihat adalah belum mampunya bergerak secara bersama diantara para petani didalam menuju tujuan bersama. Sifat terfregmentasi antar petani menyebabkan hasil yang diharapkan kadang sangat jauh dari yang diharapkan.

Secara sepintas karakteristik petani jamur tiram di Desa kertawangi berjalan sendiri antar petani. Proses tataniaga menggantungkan diri kepada pengumpul sehingga harga yang diperoleh kadang sangat minim. Bag log ataupun bibit menggantungkan diri kepada pemilik modal yang menjual, sedangkan apabila para petani mampu membuat sendiri akan menekan biaya produksi. Kemampuan teknis hanya berdasarkan pangalaman pribadi, sehingga ada petani yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi namun banyak juga sebaliknya. Terakhir, tantangan utama para petani adalah menyediakan input produksi yang semakin sulit dicari. Apabila para petani dapat terorganisir dengan baik, pencarian dan pembelian input secara bersama mampu berjalan secara efisien dan efektif.

Demikian analisis Gapoktan Jamur Kertawangi yang dilakukan selama enam hari. Akan sangat menarik apabila kita memiliki waktu observasi yang lebih panjang. Silai sosial, ekonomi dan budaya akan memiliki kekuatan apabila mampu dipadukan didalam perjalannya. Gapoktan sebagai kelompok kecil akan mampu menunjukan sifatnya. Saya perkirakan kami akan menemukan hal menarik di beberapa waktu kedepan. Konflik sosial dan ekonomi ataupun kehidupan akan terbuka seiring berjalannya waktu.

Kamis, 30 Juni 2011

Catatan Gladikarya (Serie 4)



GLADIKARYA
Hari ke Empat
Serie identifikasi Desa Kertawangi
IDENTIFIKASI KAMPUNG CIBOLANG


Kampung Cibolang yang terlatak dilembah di desa Kertawangi bisa dianggap sebagai kampung yang lebih terpencil dibandingkan yang lainnya di desa Kertawangi. Terletak di lereng gunung Burangrang dan diakses melewati jalan berliku dengan tebing yang tinggi di sekitarnya. Desa Cibolang memiliki suhu dengan rata-rata 20 derajat Celsius di siang hari dan lebih dari itu bila beranjak malam.

Kampung Cibolang dengan kesehajaannya menggantungkan diri pada kegiatan pertanian. Lereng gunung yang landai, gunung yang tegak, dan air yang melimpah menjadikan kampung Cibolang berpotensi untuk pengembangan pertanian terutama hortikultura dan sapi perah. Kampung ini memang bukan menjadi tujuan kami yang berorientasi pada usaha jamur, namun dengan potensi yang dimiliki kampung Cibolang menarik untuk kita pelajari.

Observasi yang saya lakukan mengidentifikasi bahwa usaha pertanian kampung cibolang terbagi atas pertanian holtikultura dan usaha ternak sapi perah. Usaha ternak sapi perah sebenarnya sangat berpotensi. Kondisi geografis yang mendukung, mengakibatkan suhu di kampung ini cocok untuk budidaya ternak perah. Lahan yang masih tersedia dan belum di manfaatkan dapat menjadi penghasil hijauan. Selain itu, air yang melimpah pun dapat dipenuhi dimana budidaya sapi perah membutuhkan air yang melimpah. Akan tetapi, sejauh observasi selama tiga hari ini belum menunjukan budidaya yang lebih terkonsentrasi oleh penduduk. Sejauh ini, sapi perah hanya menjadi usaha sampingan warga dengan jumlah sapi per rumah tangga hanya 1-3 sapi. Belum ditemukan usaha sapi yang melebihi dari 3 sapi. Bahkan pemilik sapi di desa ini pun tidak sampai lebih dari lima rumah tangga.

Komoditas holtikultura yang dibudidayakan terdiri dari bunga kol, kacang buncis, labu siam, brokoli, pisang, tomat dan bunga. Komoditas holtikultura sangat cocok dibudidayakan. Geografis, iklim, dan ketersediaan sumberdaya air sangat mendukung. Penduduk Cibolang sejauh ini memaksimalkan pertanian holtikultura sebagai mata pencarian. Hal ini diakui oleh sebagian warga yang menyampaikan bahwa setiap keluarga di Kampung Cibolang pasti memiliki sepetak lahan yang digunakan untuk holtikultura. Lahan tersebut bisa berupa lahan yang terletak jauh dirumah penduduk, ataupun lahan yang terletak di di halaman depan atau belakang rumah. Menjadi pemandangan yang biasa bila melihat ada beberapa petak tanaman sayur tepat didepan pintu rumah di Cibolang.

Pengusahaan holtikultura yang tidak terencana antar petani menyebabkan dari segi kuantitas tidak dapat dipastikan secara pasti dan hal tersebut pun terjadi pada varian kualitas. Para petani bila dilihat dari segi kuantitas hanya mampu menghasilkan tidak terlalu banyak. Hal tersebut tentu berbanding lurus dengan tingkat pendapatan para petani yang sangat minim. Setiap paginya, para petani yang telah memanen hasil pertaniaannya akan berbaris di sepanjang jalan kampung dengan rapi beserta hasil panennya. Mereka menunggu kendaraan para pengumpul/tengkulak yang akan membawa hasil panen mereka ke pasar tujuan.

Tengkulak dalam kasus ini mengumpulkan hasil panen dan mendistribusikannya. Pasar tujuan dari para pengumpul adalah Pasar Induk Cibitung, Kramat jati, Tanah Tinggi, ataupun pasar Bogor. Perjalanan yang ditempuh diperkirakan paling ideal selama lima jam. Hal tersebut guna menggurangi biaya pengiriman berupa kerusakan produk. Produk yang pertanian Kampung Cibolang dikirim menggunakan truck angkel dan ditumpuk dengan kurang baik. Perjalanan dimulai pukul 08.00 wib dan diharapkan sampai pada siang hari. Sore hari transaksi perdagangan akan dimulai hingga menjelang dini hari.

Tataniaga sayuran Kampung Cibolang secara keseluruhan tidak memiliki banyak alternatif. Alur tataniaga terdiri dari Petani – Tengkulak - Pengumpul besar – pedagang kecil-konsumen. Alternatif lainnya adalah Petani- Tengkulak –pedagang kecil – konsumen. Pada akhirnya aktivitas tataniaga tersebut menyebabkan meningkatkan margin tataniaga dari produk Holtikultura kampung Cibolang.

Petani akan menjual produknya kepada tengkulak yang ada dikampung Cibolang dengan informasi harga yang sangat terbatas. Para tengkulak tersebut akan mengumpulkan dan akan membawa produknya ke pasar tujuan. Di pasar tujuan terdapat dua alternatif yang selama ini dilakukan para tengkulak. Alternatif pertama adalah menjual kepada pedagang besar yang ada di pasar induk, alternatif lainnya adalah menjual kepada pedagang kecil yang menurut para petani sebagian merupakan pedagang yang berasal dari Kertawangi.

Didalam melihat jalur mana yang lebih efisien dan memiliki margin tataniaga dibutuhkan penelitian lebih lanjut sebelum memberikan rekomendasi. Pada dasarnya kehadiran jalur-jalur tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan para petani dan terjadinya perdagangan yang lebih adil. Mungkin ini sepenggal analisis dan observasi saya mengenai Kampung Cibolang Cisarua Bandung barat didalam waktu empat hari.

Rabu, 29 Juni 2011

Catatan Gladikarya (Serie 3)


GLADIKARYA
Hari ketiga
Hari ketiga bertepatan dengan hari besar keagamaan “isra miraj” yaitu tanggal 29 Juni 2011. Dengan berbagai tujuan yang telah tersusun, maka hari ini kami agendakan untuk mengunjungi Ketua Gapoktan Jamur Tiram Kertawangi yaitu Bapak Ajang Taryana. Beliau merupakan salah satu perintis usaha Jamur Tiram di Desa Kertawangi .

Kunjungan kami lakukan pada pukul 08.30 wib ke rumah beliau di kampung Cibadak Kertawangi. Bertemu beliau membutuhka sedikit kesabaran mengingat kesibukan beliau yang sedang mengelola tempat usahanya. Beliau dengan keramahan dan kesahajaannya menerima dengan baik. Pada hari ini, kunjungan hanya dilakukan saya dengan TB.

Pembicaraan dengan beliau sangat menarik. Beliau memberikan informasi yang sangat berguna yang berhubungan dengan kondisi petani jamur, Gapoktan, sejarah jamur tiram di kertawangi, hakikat hidup, budaya dan keagamaan yang ada di Desa Kertawangi. Beliau menjadi narasumber yang menarik dan mampu memberikan gambaran dengan maksimal dari keadaan desa kertawangi.

Poin dari pembicaraan dengan Pak Ajang mengenai Jamur Tiram adalah adanya Gapoktan Jamur Tiram Kertawangi. Beliau menguraikan secara transparan mengenai keadaan Gapoktan dan tentu saja memberikan informasi yang sangat penting. Gapoktan Jamur tiram usiannya sangat muda dibandingkan dengan usaha jarum tiram itu sendiri. Gapoktan baru berumur sekitar tiga bulan dan budidaya jamur tiram sudah dimulai dari tahun 1982. Sangat tidak adil apabila kita bandingkan secara langsung.

Gapoktan sejauh ini belum mampu memberikan pengaruh dan manfaat bagi anggotanya. Pak Ajang berpendapat bahwa pembentukan tersebut dikhawatirkan hanya sebagai alat guna mengalirkan bantuan pemerintah. Tujuan pembentukan Gapoktan hanya sebagai ajang menarik bantuan sangat bertentangan bagi pak Ajang. Keberatan berasal dari niat yang tidak baik, sehingga beliau sangat takut mempertanggung jawabkannya baik di dunia maupun di akhirat. Gapoktan yang terbentuk diharapkan berasal dari keinginan anggota. Akan tetapi, sejauh tingkat partisipasi anggota sangat rendah sehingga setelah tiga bulan berjalan belum menunjukan pergerakan sama sekali.

Informasi lainya yang cukup penting adalah tingkat persaingan dan over supply jamur di pasar mengakibatkan nilai yang rendah apabila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Tingkat persaingan dapat diartikan semakin terbukanya informasi mengakibatkan meningkatnya pelaku usaha jamur tiram. Usaha tersebut meliputi pengusahaan oleh rakyat maupun secara korporat. Selain itu, kendala yang dihadapi adalah semakin banyaknya pengusaha jamur tiram, mengakibatkan over supply. Tentu saja sesuai hukum ekonomi bahwa meningkatnya jumlah akan mengakibatkan turunnya harga. Pada harga tertentu akan ngakibatkan turunnya pendapatan anggota. Secara data, memang ditunjukan bahwa tingkat permintaan jamur tiram sangat tinggi. Akan tetapi data agregat terebut hanya menjadi permintaan semu pada tingkat mikro seperti permintaan jamur bagi desa Kertawangi.

Terdapat banyak informasi yang diperoleh dari beliau hari ini. Informasi tersebut meliputi gapoktan hingga kondisi keagamaan di desa kertawangi dengan segala tantangannya. Saya secara pribadi mulai melihat program yang tepat meliputi :

1. Penguatan kelembagaan
Penguatan kelembagaan sangat dibutuhkan didalam merintis gapoktan. Penguatan kelembagaan dapat dilakukan dengan melakukan pembimbingan yang berasal dari PPL, akademisi maupun pembelajaran dari gapoktan yang dianggap sukses.

2. Pelatihan Manajemen dan administrasi organisasi
Dengan usianya yang sangat muda, gapoktan ini belum terlihat memiliki manajemen dan administrasi organisasi yang cukup baik. Struktur organisasi terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara. Sejauh ini pembagian tugas belum terlihat. Pelatihan ini diharapkan mampu memberi arahan pelaksanaan organisasi gapoktan yang tepat sesuai amanah yang dimilikinya.Selain itu, pelatihan ini diharapkan mengurangi sikap pesimis dari ketua gapoktan.

3. Pelatihan budidaya jamur kuping
Pengembangan budidaya jamur tiram tidak harus hanya terkonsentrasi pada produk itu saja. Diversifikasi produk diharapkan mampu mulai ditempuh. Hal ini dilaksanakan guna melindungi jamur tiram dari over supply yang pada akhirnya akan mengurangi nilai dari jamur tersebut dan berdampak pada pendapatan petani. Diversifikasi produk pun diarahkan pada pengurangan risiko produksi dan pasar. Benar, petani akan sulit untuk diarahkan. Akan tetapi, upaya sudah harus dilakukan. Diharapkan adanya pelaku yang mencoba, karena apabila terdapat pihak yang mencoba dan menunjukan keberhasilan dibidang produksi dan ekonomi maka para petani dengan sendirinya akan menduplikasi.


Informasi lainnya adalah kebutuhan akan laboratorium bagi pembibitan dan meningkatkan produksi jamur tiram. Proyek yang sangat besar apabila kita mampu membantu pengadaan laboratorium untuk jamur tiram. Oleh karena itu, saya memiliki pemikiran untuk mengintegrasikan dengan program LM3 Kementrian Pertanian. Pengadaan dapat dilakukan dengan menggandeng Pesantren Darul Innayah. Selanjutnya program akan menjadi proyek berkelanjutan dari Kementrian Pertanian.

Integrasi ini dapat dilakukan dengan melihat tingkat kebutuhan dari Darul Innayah yang disampaikan Abi pada hari kedua Gladikarya. Beliau menyampaikan bahwa warga membutuhkan pusat pembuatan log. Adanya perusahaan pembuatan log memberikan dampak negatif berupa keenganan petani dalam memproduksi log sendiri. Saat ini perusahaan pembuatan log mejadi dilemma di desa ini. Perusahaan banyak yang failed dan meninggalkan hutang bagi warga yang nominalnya mencapai milyaran rupiah.
Saya berpikir bahwa Program Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) dapat dilaksanakan apabila kita melihat dari kedua kebutuhan dan potensi yang ada. Kondisi geografis dan pemberdayaan masyarakat melalui lembaga religius dapat dilakukan. Sangat memungkinkan apabila lahirnya LM3 di desa ini dengan konsentrasi “Pemberdayaan Pesantren sebagai lembaga Penelitian jamur tiram, Produksi Input jamur tiram dan pusat pelatihan dan pendidikan pertanian”.

Kerjasama antara gapoktan dan pesantren diharapkan mampu menjadi tonggak lembaga sosial ekonomi yang religius. Kebutuhan masyarakat diharapkan mampu dipenuhi melalui lembaga ini. Nilai religius diharapkan mampu menjadi jaminan pelaksanaan yang lebih bertanggung jawab.

Pemikiran ini sangat sederhanan dan lahir dari seorang mahasiswa yang sedang bergladikarya. Sangat teoritis dan dibutuhkan pegujian untuk mampu diimplementasikan ditengah masyarakat. Teori pada kasus tertentu sangat bertentangan dengan keadaan dilapangan. Mari kita lihat dengan berjalannya waktu.

Selasa, 28 Juni 2011

Catatan Gladikarya (Serie 2)


GLADIKARYA
Hari Kedua
Hari kedua bertepatan dengan Selasa 28 Juni 2011, Gladikarya di desa Kertawangi Cisarua Bandung diawali seperti biasanya. Kedinginan di pagi hari dan berpindah dari satu masjid ke masjid lainnya mencari peradaban. Dari Geografisnya, wajar suhu di desa ini semakin dingin apabila diguyur hujan pada malam harinya. Desa ini di kelilingi oleh gunung yang berdiri dengan perkasa. Angin lembah sangat terasa saat dipagi hari.

Perjalanan hari kedua kami fokuskan dalam observasi bakal dari LM3 (Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat) dan bertemu Tomas (tokoh Masyarakat) desa Kertawangi. Seperti biasa, kami memulai perjalanan pukul 09.00 dari rumah. Naik dan turun gunung seperti biasa menjadi kewajiban kami untuk akses ke dunia luar.

Pelajaran-pelajaran banyak kami temukan dari kegiatan Gladikarya. Memang belum dapat kita simpulkan secara general dari perjalanan kami selama dua hari ini. Terlalu dini mungkin, karena ada kasus teman-teman Gladikarya dimana teman-teman merasa di “tipu” dengan membayar sesuatu dengan harga tidak wajar. Akan tetapi selama perjalanan ini, kelompok kami melihat kesehajaan masyarakat desa dengan segala kesederhanaanya. Kebaikan pemiliki rumah, kami rasakan masih seperti hari pertama. Sejauh ini sangat nyaman.

Perjalanan pertama yang dituju adalah rumah Pak agus, salah satu pengurus yayasan pesantren yang tidak sengaja kami temui. Perjalanan ini untuk mengidentifikasi potensi yang di miliki dalam perancangan LM3. Pada saat tepat didepan rumahnya, ternyata kami sudah di tunggu. Selanjutnya kami pergi ke pesantren dengan menggunakan mobil pak Agus.

Di Pesantren kami bertemu dengan Abi yang merupakan kyai di pesantren tersebut. Ternyata pesantren tersebut merupakan pesantren anak yatim dan duafa yang melaksanakan operasionalnya dari kemampuan bertani dan sumbangan donatur. Selain itu, pondok pesantren tersebut sedang merintis pembangunan agrowisata yang berlandaskan nilai-nilai islami. Kekonsistenan pengurus yayasan didalam mencerdaskan anak bangsa dengan kemampuan ekonomi terbatas dengan mencaoba mandiri dapat menjadi contoh. Abi beserta pengurus lainnya saat ini menghidupi dan mendidik sekitar 160 siswa. Tidak hanya siswa yang normal didalam mental, bahkan terdapat siswa yang membutuhkan perhatian khusus (autis).

Perjalanan kedua kami adalah niat kunjungan di Cibadak untuk berkunjung ke rumah Pak Ajang yang merupakan Ketua Gapoktan Jamur di desa Kertawangi. Didalam perjalananannya, kami sempat “menepi” di pengumpul jamur tiram. Pengumul atau lebih dikenal dengan tengkulak mendistribusikan jamur tiram tersebut dari petani jamur tiram ke pasar yang terletak di Bandung dan beberapa kota lainnya. Tengkulak mungkin memiliki konotasi negatif didalam benak sebagian besar masyarakat Indonesia. Akan tetapi, apabila kita kaji lebih jauh tidak semua hal tersebut dapat kita generalkan karena pada kasus tertentu tengkulak bahkan menjadi solusi. Solusi berupa penyedia modal kerja bagi petani ataupun bantuan lainnya. Dalam kasus tertentu, kita tidak bisa menyalahkan seluruhnya para tengkulak. Perlu dikaji lebih jauh mengenai dampak negative tengkulak di suatu tempat.

Persinggahan terakhir dilakukan tanpa rencana. Setelah berjalan sekitar 10 menit, kami menemukan P4S di desa tersebut. Kami singgah dan ternyata merupakan rumah dari Bapak Juhiah. Pak Juhiah merupakan salah satu orang yang membawa jamur tiram ke Kecamatan Cisarua. Beliau pun merupakan salah satu pendiri Kelompok Tania Nelayan Andalan (KTNA). Pensiunan polisi ini mengabdikan diri dalam pembangunan pertanian. Waktunya dihabiskan untuk berkeliling Indonesia dalam meberi pengarahan bagi anggota KTNA di seluruh Indonesia.

Kunjungan mendadak tersebut diterima oleh istri beliau, yaitu ibu Hj Neneng. Bu Neneng menjelaskan keadaan jamur di Kertawangi, terutama mengenai kegiatan pengolahan jamur yang dikelola oleh ibu-ibu PKK. Beliau mau membantu kami dalam pelaksanaan Gladikarya bila berhubungan dengan anggota PKK. Sayang Sekali pertemuan hari ini tdak mempertemukan kami dengan Pak Juhiah. Beliau sedang dalam keadaan kurang sehat yang merupakan dampak perjalanan beliau diwaktu yang lalu ke Kalimantan Timur. Diakhir kunjungan, kami memutuskan untuk pergi ke Pasar. Bu Neneng menawarkan tumpangan hingga pasar.

Setelah berbelanja kebutuhan selama Gladikarya, kami memutuskan kembali ke rumah pak karna. Siang hari dihabiskan untuk beristirahat. Sedangkan sore hari dihabiskan untuk berkunjung ke Kota Bandung. Malam hari saya habiskan bertemu teman saat SMP, yaitu Yoga. Kami menghabiskan malam di Seven Café Setiabudi.

Senin, 27 Juni 2011

Catatan Gladikarya (seri 1)




GLADIKARYA
Hari Pertama

Hari pertama Gladikarya di Desa Kertawangi Cisarua Bandung Barat bertepatan dengan Senin 27 Juni 2011. Hari pertama didalam merangkai program pengabdian kami didesa tersebut. Kami yang terdiri dari lima orang yaitu TB sebagai ketua program, Saya, Nuniek, Arifah, dan Rara mencoba memulai dengan bersilaturahmi di Kecamatan Cisarua, desa kertawangi, RW, hingga Tingkat RT. Sosialisai dengan masyarakat merupakan langkah awal dari program kami. Orientasi meliputi perkenalan tokoh, komoditas dan kebutuhan.

Sebenarnya saya ingin menceritakan dari mulai kami melaksanakan perjalanan dari Bogor menuju Bandung. Perjalanan yang seru, menyenangkan, menegangkan dan memberikan pelajaran yang berharga. Akan tetapi, guna menjaga nama dan melupakan kejadian, maka perjalanan menuju Bandung kita hapuskan.

Perjalanan hari ini dimulai dengan mengantar Adnan yang menginap di desa kami. Kesempatan ini saya gunakan untuk mencari sarapan. Di sekitar Biofarma kami menemukan nasi uduk yang lumayan murah. Lima bungkus dan gorengan dibungkus. Sarapan kita bantai dengan sadisnya.
Tanpa kami sadari, sarapan telah menyita waktu. Janji untuk sampai ke kecamatan Cisarua pukul 09.00 wib sulit dipenuhi karena pukul 08.30 wib masih di rumah Bapak Karna. Oh ia, perkenalkan pemilik rumah yang kami tempati milik Pak Karna di dusun Cibolang Desa Kertawangi. Perjalanan akhirnya dimulai pukul 08.40 wib.

Perjalanan yang berjarak sekitar 1,5 km diperkirakan memakan waktu 30 menit. Medan yang kami lewati terjal dan menurun-menanjak. Keringat, cape, dan diiringi angin dan hujan. Hujan deras menyerang dan basah kuyup. Dan akhinya sesuai perkiraan, pukul 09.05 wib sampai di jalan besar dan menemukan kendaraan umum. Dan ternyata topi arifah hilang.

Perjalanan di kecamatan Cisarua untuk bertemu pak camat, perjalanan ke desa, dan bertemu pak RT dan RW tidak terlalu menarik untuk diceritakan. Cerita yang menarik hanya saat berfoto bersama dengan “kontingen” Cisarua lainnya. Cerita lainnya adalah “ngopi dan ngeteh” bersama Bu Narni di Kantor Desa Kertawangi. Terima kasih atas bimbingan Bu Narni dan “cicipan” kue dari Bu Yusalina,hehe. Selain itu, perjalanan yang menarik lainnya adalah pertemuan dengan Pak Agus yang memberikan pencerahan untuk menemukan LM3 (Lembaga Mandiri Yang Mengakar di Masyarat). Beliau adalah salah satu pengurus pesantren yang memiliki kegiatan dibidang agribisnis. Ini merupakan peluang didalam menjalankan program yang diamanahkan Kementrian Pertanian. Sengsara membawa hikmah, karena pertemuan disebabkan hujan yang deras telah mengarahkan untuk meneduh di rumah pak Agus.

Cerita inti di hari ini adalah strategi kami didalam menghemat uang. Dengan strategi untuk menjajaki rumah yang ditempati dan menego biaya makan, maka kami memutuskan untuk hanya membayar sewa rumah sebesar 50 persen. Dengan keadaan ini, diharapkan mampu menunjukan keterbatasan dana sehingga dapat menego biaya makan. Dan kejadian yang mengharukan terjadi.
Uang yang diserahkan kepada Pak Karna diberikan langsung dan hanya kepada beliau pada pukul 15.00 wib. Beliau menerima dan negosiasi makan akan dilakukan langsung ke Bu Karna. Miscommunication terjadi karena terjadi perbedaan persepsi diantara Pak Karna dan anggota kelompok kami.

Kejadian mengharukan terjadi pukul 17.00 wib. Bu Karna yang menerima uang dari Pak Karna secara tiba-tiba memanggil kami. Kami dikumpulkan di ruang utama. Kami sangat kaget karena saat itu kami baru pulang dari dari rumah pak RT dan beristirahat di kamar masing-masing. Suasana tegang dan ruangan gelap karena menjelang magrib. Lampu dimatikan dan kami tidak tahu dimana saklarnya.
Bu Karna ternyata menyerahkan kembali uang muka yang kami berikan. Bu karna dengan ketulusan hati seorang ibu memberikan uang karena kekhawatirannya kepada kami. Beliau menduga kamu tidak memiliki uang sama sekali, bahkan untuk makan sekalipun. Dengan tetesan air mata, beliau serahkan kepada saya. Saya ambil, namun dengan penjelasan saya serahkan kembali. Nuniek memeluk Bu karna, dan Alhamdulilah beliau mau menerima kembali.

Ketulusan hati beliau merupakan salah satu contoh ketulusan hati seorang Ibu. Tanpa merasa bahwa kami hanya tamu, beliau rela untuk rugi asal beliau mampu melindungi kami yang baru satu hari tinggal dirumahnya dan dianggap seorang anak. Dari sorot mata dan kata saat menyerahkan uang, tidak terlihat keangkuhan dan hanya ketulusan. Sungguh mulia hati seorang ibu, dan bersyukurlah bagi kita yang memiliki ibu.

Saya berani mengatakan bahwa Bu karna sangat tulus adalah dari sambutan saat kami datang. Pada saat kami datang, kami disambut dengan hangat. Hangat tidak hanya sikap, namun dengan makanan yang tentunya “hangat”. Perhatian selanjutnya adalah pada malam hari ini, beliau menyediakan makanan bagi kami kembali tanpa kami minta dan harus dibayar. Sungguh, kenyamanan seperti keluarga kami rasakan bersama keluarga pak Karna.

Minggu, 05 Juni 2011

Bila kau Izinkan

Bila kau izinkan.
Izinkan aku mencintaimu seperti bulan yang menjaga malam.
Setia tanpa jeda.
Tanpa asa putus asa.

Bila kau izinkan.
Izinkan aku merangkai mimpi seperti takdir air yang mengalir.
Terpaku tanpa jemu
Tanpa keluh walau peluh

Mimpi-mimpi tanpa hari.
Termenung tanpa jemu.
Merangkai hari pasti
Hanya terpaku didalam kalbu.

Bila kau izinkan aku.
Izinkan aku ucapkan janji suci seperti mentari menjaga hari.
Menunggu tanpa jemu.
Tanpa lelah tanpah pasrah.

Bogor, 4 Juni 2011

Sabtu, 28 Mei 2011

Cinta Sejati

Hingga Saat ini belum ku temukan Cinta
Tak seharus Seperti Cinta kepada Tuhan yang ku sembah
Ataupun Cinta ayah bunda yang tiada tara
Tak pernah bertemu cinta, cinta layaknya pada sekuntum bunga

Anyaman ini akan ku selalu rangkai
dalam gelap dalam terang
dalam harap dalam tenang
disimpan dalam hati nan mulia

Biarkan Hamba membentangkan tali ini.
Supaya tenang menentukan hati
mengundang hadir dan untuk tak pergi
Dan tetap lekang sebagai cinta sejati

Rabu, 25 Mei 2011

Hanya sedikit Nasihat ( Hasil kiriman Email)

Nasihat Seorang Arab Kepada Putranya
(Ukht/ Nayifah Uwaimir)

نَصِيْحَةُ عَرَبِيٍّ لاِبْنِـــهِ
(اَلأُخْتُ / نَايِفَة عُوَيْمِر)
بُنَيَّ ... لِكَيْ تَكُوْنَ مَلِكًا مُهَابًا بَيْنَ النَّاسِ ..
إِيَّاكَ أَنْ تَتَكَلَّمَ فِي اْلأَشْيَاءَ
إِلاَّ بَعْدَ أَنْ تَتَأَكَّدَ مِنْ صِحَّةِ الْمَصْدَرِ ..
وِإِذَا جَاءَكَ أَحَدٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنْ قَبْلَ أَنْ تَتَهَوَّرَ..
وَإِيَاكَ وَالشَّائِعَةَ .. لاَ تُصَدِّقْ كُلَّ مَا يُقَالُ وَلاَ نِصْفَ مَا تُبْصِرُ ..
وِإِذَا اِبْتَلاَكَ اللهُ بِعَدُوٍّ .. قَاوِمْهُ بِاْلإِحْسَانِ إِلَيْهِ .. اِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ ..
فَإِنَّ الْعَدَاوَةَ تَنْقَلِبُ حُبّاً ..

Wahai puteraku …
Agar engkau menjadi seorang raja yang berwibawa di hadapan manusia ..
Janganlah berbicara dalam berbagai urusan ..
Kecuali setelah mengecek kebenaran sumbernya ..
Dan jika seseorang datang membawa berita, cari bukti kebenarannya sebelum dengan berani engkau berbicara ..
Hati-hati dengan isu .. jangan percayai setiap yang dikatakan, jangan pula percaya sesuatu yang setengah engkau lihat ..
Dan jika engkau mendapatkan cobaan berupa seorang musuh .. hadapi dengan berbuat baik kepadanya .. tolak dengan cara yang lebih baik, niscaya permusuhan itu berubah menjadi cinta kasih


إِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَكْتَشِفَ صِدِّيْقاً .. سَافِرْ مَعَهُ .. فَفِي السَّفَرِ .. يَنْكَشِفُ اْلإِنْسَانُ ..
يَذُوْبُ الْمَظْهَرُ .. وَيَنْكَشِفُ الْمَخْبَرُ ! وِلِمَاذَا سُمِّيَ السَّفَرُ سَفَراً ؟؟؟
إِلاَّ لأَنَّهُ عَنِ اْلأَخْلاَقِ وَالطَّبَائِعِ يُسْفِرُ !

Jika engkau hendak mengungkap kejujuran orang, ajaklah ia pergi bersama .. dalam bepergian itu jati diri manusia terungkap .. penampilan lahiriahnya akan luntur dan jatidirinya akan tersingkap! Dan “bepergian itu disebut safar karena berfungsi mengungkap yang tertutup, mengungkap akhlaq dan tabiat”.

وَإِذَا هَاجَمَكَ النَّاسُ وَأَنْتَ عَلَى حَقٍّ .. أَوْ قَذَعُوْكَ بِالنِّقْدِ.. فَافْرَحْ ..
إِنَّهُمْ يَقُوْلُوْنَ لَكَ .. أَنْتَ نَاجِحٌ وَمُؤَثِّرٌ .. فَالْكَلْبُ الْمَيِّتُ .. لاَ يُرْكَلُ !
وَلاَ يُرْمَى إِلاَّ الشَّجَرُ الْمُثْمِرُ !

Jika engkau diserang banyak orang sementara engkau berada di atas kebenaran .. atau jika engkau diserang dengan kritikan-kritikan buruk .. bergembiralah .. sebab mereka sebenarnya sedang berkata: “engkau orang yang sukses dan berpengaruh”, sebab,anjing yang mati tidak akan ditendang,dan tidak dilempar kecuali pohon yang berbuah

بُنَيَّ ..
عِنْدَمَا تَنْتَقِدُ أَحَداً .. فَبِعَيْنِ النَّحْلِ تَعَوَّدْ أَنْ تُبْصِرَ ..
وَلاَ تَنْظُرْ لِلنَّاسِ بِعَيْنِ ذُبَابٍ ... فَتَقَعُ عَلَى مَا هُوَ مُسْتَقْذَرُ!

Wahai puteraku ..
Jika engkau hendak mengkritik, biasakan untuk melihat dengan mata tawon lebah .. dan jangan memandang orang lain dengan mata lalat, sebab engkau akan terjatuh kepada perkara yang busuk!

نَمْ بَاكِراً يَا بُنَيَّ .. فَالْبَرَكَةُ فِي الرِّزْقِ صَبَاحاً ..
وَأَخَافُ أَنْ يَفُوْتَكَ رِزْقُ الرَّحْمَنِ .. لأَنَّكَ.. تَسْهَرُ !

Tidurlah lebih awal wahai puteraku agar bisa bangun lebih awal .. sebab keberkahan ada di pagi hari, dan saya khawatir kehilangan kesempatan mendapatkan rizki Allah yang Maha Penyayang disebabkan engkau begadang di malam hari, sehingga tidak bisa bangun pagi!


وَسَأَحْكِيْ لَكَ قِصَّةَ الْمَعِزَةِ وَالذِّئْبِ حَتَّى لاَ تَأْمَنَ مَنْ يَمْكُرُ ...
وِحِيْنَمَا يَثِقُ بِكَ أَحَدٌ فَإِيَّاكَ ثُمَّ إِيَّاكَ أَنْ تَغْدِرَ !
سَأَذْهَبُ بِكَ لِعَرِيْنِ اْلأَسَدِ .. وَسَأُعَلِّمُكَ أَنَّ اْلأَسَدَ لَمْ يُصْبِحْ مَلِكاً لِلْغَابَةِ لأَنَّهُ يَزْأَرُ!!
وَلَكِنْ لأَنَّهُ .. عَزِيْزُ النَّفْسِ ! لاَ يَقَعُ عَلَى فَرِيْسَةَ غَيْرِهِ !
مَهْمَا كَانَ جَائِعاً .. يَتَضَوَّرُ .. لاَ تَسْرِقْ جُهْدَ غَيْرِكَ .. فَتَتَجَوَّرْ !

Akan aku ceritakan kepadaku kisah seekor kambing dan serigala, supaya engkau aman dari orang yang berbuat makar ..
Dan saat seseorang memberikan tsiqah-nya kepadamu, jangan sampai engkau mengkhianatinya!
Akan aku ajak engkau ke sarang singa .. akan aku ajarkan bahwa singa itu tidak menjadi raja hutan dikarenakan aumannya!!
Akan tetapi, karena ia berjiwa tinggi! Tidak mau memakan hasil buruan binatang lain, betapapun ia lapar .. dan perutnya melilit-lilit .. jangan mencuri jerih payah orang lain .. sebab engkau menjadi keji!

سَأَذْهَبُ بِكَ لِلْحَرْبَاءِ .. حَتَّى تُشَاهِدَ بِنَفْسِكَ حِيْلَتَهَا !
فَهِيَ تُلَوِّنُ جِلْدَهَا بِلَوْنِ الْمَكَانِ .. لِتَعْلَمَ أَنَّ مِثْلَهَا نُسَخٌ... تَتَكَرَّرٌ !
وَأَنَّ هُنَاكَ مُنَافِقِيْنَ .. وَهُنَاكَ أُنَاسٌ بِكُلِّ لِبَاسٍ تَتَدَثَّرُ !
وَبِدْعَوى الْخَيْرِ .. تَتَسَتَّرُ !

Akan aku ajak engkau menemui bunglon .. agar engkau menyaksikan sendiri tipu dayanya! Bunglon merubah warna dirinya sesuai dengan tempat ia berada .. agar engkau mengetahui bahwa yang seperti bunglon itu banyak .. dan berulang-ulang! Dan bahwasanya ada orang-orang munafik .. banyak pula manusia yang berganti-ganti pakaian .. dan berlindung dibalik alasan “ingin berbuat baik”.

تَعَوَّدْ يَا بُنَيَّ .. أَنْ تَشْكُرَ ..اُشْكُرِ اللهَ !
يَكْفِيْ أَنَّكَ تَمْشِيْ .. وَتَسْمَعُ .. وَتُبْصِرُ !
اُشْكُرِ اللهَ وَاشْكُرِ النَّاسَ .. فَاللهُ يَزِيْدُ الشَّاكِرِيْنَ !
وَالنَّاسُ يُحِبُّ اَلشَّخْصَ الَّذِيْ عِنْدَمَا تَبْذُلُ لَهُ .. يُقَدِّرُ !

Wahai puteraku ..
Biasakan engkau bersyukur .. kepada Allah! Cukuplah menjadi alasan untuk bersyukur kepada-Nya bahwa engkau dapat berjalan, mendengar dan melihat!
Bersyukurlah kepada Allah, dan syukuri pula manusia .. sebab Allah SWT akan menambah orang-orang yang bersyukur
Dan manusia senang saat mendapati seseorang yang diberi sesuatu lalu orang itu menghargainya!

اِكْتَشِفْ يَا بُنَيَّ .. أَنَّ أَعْظَمَ فَضِيْلَةٍ فِي الْحَيَاةِ.. اَلصِّدْقُ!
وَأَنَّ الْكَذِبَ وَإِنْ نَجَّى .. فَالصِّدْقُ أَخْلَقُ ! بِمَنْ كَانَ مِثْلَكَ!

Wahai puteraku .. ketahuilah bahwa sifat utama yang paling agung dalam kehidupan ini adalah sifat jujur!
Dan bahwasanya kebohongan, meskipun tampak memberi keselamatan .. namun jujur lebih berakhlaq bagimu! Dan bagi orang sepertimu!

بُنَيَّ ...
وَفِّرْ لِنَفْسِكَ بَدِيْلاً لِكُلِّ شَيْءٍ .. اِسْتَعِدْ لأَيَّ ِأَمْرٍ !
حَتَّى لاَ تَتَوَسَّلْ لِنَذَلٍ .. يَذِلُّ وَيَحْقِرْ !
وَاسْتَفِدْ مِنْ كُلِّ الْفُرَصِ .. لأَنَّ الْفُرَصَ الَّتِيْ تَأْتِيْ الآنَ .. قَدْ لاَ تَتَكَرَّرُ !!

Wahai puteraku …
Persiapkan alternative untuk segala urusan .. agar engkau tidak membuka jalan kehinaan!
Manfaatkan segala peluang .. sebab peluang yang datang sekarang .. bisa jadi tidak akan berulang!!
لاَ تَتَشَكَّى وَلاَ تَتَذَمَّرْ .. أُرِِيْدُكَ مُتَفَائِلاً .. مُقْبِلاً عَلَى الْحَيَاةِ ..
اِهْرَبْ مِنَ الْيَائِسِيْنَ وَالْمُتَشَائِمِيْنَ ! وَإِيَّاكَ أَنْ تَجْلِسَ مَعَ رَجُلٍ يَتَطَيَّرُ !!

Jangan berkeluh kesah .. aku harap engkau optimis .. siap menghadapi kehidupan ..
Jauhilah orang-orang yang putus asa dan pesimis, lari dari mereka! Dan jangan sampai engkau duduk dengan seseorang yang selalu memandang sial kepada segala hal!!
لاَ تَتَشَمَّتْ وَلاَ تَفْرَحْ بِمُصِيْبَةِ غَيْرِكَ ... وَإِيَّاكَ أَنْ تَسْخَرْ مِنْ شَكْلِ أَحَدٍ ...
فَالْمَرْءُ لَمْ يَخْلُقْ نَفْسَهُ .. فَفِيْ سُخْرِيَتِكَ .. أَنْتَ فِي الْحَقِيْقَةِ تَسْخَرُ !
مِنْ صُنْعِ الَّذِيْ أَبْدَعَ وَخَلَقَ وَصَوَّرَ !!

Jangan bergembira saat melihat orang lain terkena musibah .. jangan pula menghina orang karena postur atau penampilannya ..
Sebab dia tidak menciptakan dirinya .. dan saat engkau menghina orang lain, pada hakekatnya engkau menghina ciptaan dari Dzat yang Maha Mencipta dan Membuat bentuk rupa

لاَ تَفْضَحْ عُيُوْبَ النَّاسِ .. فَيَفْضَحُكَ اللهُ فِيْ دَارِكَ ..
فَاللهُ اَلسَّاتِرُ .. يُحِبُّ مَنْ يَسْتُرُ ! وَلاَ تَظْلِمْ أَحَداً ..
وَإِذَا دَعَتْكَ قُدْرَتُكَ عَلَى ظُلْمِ النَّاسِ .. فَتَذَكَّرْ أَنَّ اللهَ هُوَ اْلأَقْدَرُ !

Jangan membuka aib orang, sebab Allah akan membuka aibmu di rumahmu .. sebab Allah-lah Dzat yang menutupi .. dan mencintai orang yang menutupi!
Jangan menzhalimi siapa pun .. dan jika engkau hendak menzhalimi dan engkau merasa mampu menzhalimi, ingatlah bahwa Allah SWT lebih mampu!

وَإِذَا شَعُرْتَ بِالْقَسْوَةِ يَوْماً .. فَامْسَحْ عَلَى رَأْسِ يَتِيْمٍ ..
وَلَسَوْفَ تَدْهَشُ .. كَيْفَ لِلْمَسْحِ أَنْ يَمْسَحَ الْقَسْوَةَ مِنَ الْقَلْبِ .. فَيَتَفَطَّرُ !

Jika engkau merasa hatimu mengeras, usaplah kepala anak yatim .. engkau akan terheran-heran .. bagaimana usapan itu dapat menghilangkan rasa keras hati dari hatimu, seakan hatimu menjadi pecah dan melunak!

لاَ تُجَادِلْ .. فْي الْجَدَلِ .. كِلاَ الطَّرَفَيْنِ يَخْسَرُ !
فَإِذَا انْهَزَمْنَا فَقَدْ خَسِرْنَا كِبْرِيَاءَنَا نَحْنُ !
وَإِذَا فُزْنَا فَلَقَدْ خَسِرْنَا .. اَلشَّخْصَ اْلآخَرَ ...
لَقَدْ اِنْهَزَمْنَا كُلُّنَا .. اَلَّذِيْ اِنْتَصَرَ ... وَالَّذِيْ ظَنَّ أَنَّهُ لَمْ يُنْصَرْ !

Jangan mendebat .. dalam perdebatan .. kedua pihak merugi.
Kalau kita yang kalah, kita merugi telah kehilangan kebesaran kita, dan jika menang, kita juga merugi, telah kehilangan orang lain yang menjadi lawan debat kita .. semua kita kalah .. baik yang merasa menang .. dan yang merasa belum menang!

لاَ تَكُنْ أُحَادِيَ الرَّأْيِ .. فَمِنَ الْجَمِيْلِ أَنْ تُؤَثِّرَ وَتَتَأَثَّرُ !
لَكِنْ إِيَّاكَ أَنْ تَذُوْبَ فِيْ رَأْيِ اْلآخَرِيْنَ ... وَإِذَا شَعُرْتَ بِأَنَّ رَأْيَكَ .. مَعَ الْحَقِّ .. فَاثْبُتْ عَلَيْهِ وَلاَ تَتَأَثَّرْ !

Jangan monopoli pendapat .. yang bagus adalah engkau mempengaruhi dan dipengaruhi!
Hanya saja, jangan larut dalam pendapat banyak orang .. dan jika engkau merasa bahwa pendapatmu benar .. tegarlah dan jangan terpengaruh!

تَسْتَطِيْعُ يَا بُنَيَّ أَنْ تُغَيِّرَ قَنَاعَاتِ النَّاسِ ...
وَأَنْ تَسْتَحْوِذَ عَلَى قُلُوْبِ النَّاسِ وَهِيَ لاَ تَشْعُرُ !
لَيْسَ بِالسَّحْرِ وَلاَ بِالشَّعْوَذَةِ ... فَبِابْتِسَامَتِكَ .. وَعُذُوْبَةِ لَفْظِكَ ..
تَسْتَطِيْعُ بِهِمَا أَنْ تَسْحَرَ !!
اِبْتَسِمْ ... فَسُبْحَانَ مَنْ جَعَلَ اْلاِبْتِسَامَةَ فِيْ دِيْنِنَا.. (عِبَادَةً) وَعَلَيْهَا نُؤْجَرُ !!

Wahai puteraku ..
Engkau dapat merubah keyakinan orang .. dan menguasai hati mereka tanpa engkau sadari! Bukan dengan sihir, bukan pula dengan jampi .. namun, dengan senyumanmu .. dan kosa katamu yang lembut .. dengan keduanya, engkau dapat menyihir!!
Oleh karena itu, tersenyumlah .. maha suci Allah yang telah menjadikan senyuman sebagai ibadah dalam agama kita, dan kita mendapatkan pahala darinya!!

فِي الصِّيْنَ ... إِنْ لَمْ تَبْتَسِمْ لَنْ يَسْمَحُوْا لَكَ أَنْ تَفْتَحَ مَتْجَرًا ..
إِنْ لَمْ تَجِدْ مَنْ يَبْتَسِمْ لَكَ .. اِبْتَسِمْ لَهُ أَنْتَ !
فَإِذَا كَانَ ثَغْرُكَ بِالْبَسْمَةِ يَفْتُرُ .. بِسُرْعَةٍ .. تَتَفَتَّحُ لَكَ الْقُلُوْبُ لِتُعَبِّرَ !!

Di Cina .. jika engkau tidak murah senyum, mereka tidak akan berikan lisensi kepadamu untuk membuka kedai ..
Jika engkau tidak menemukan orang yang tersenyum kepadamu, tersenyumlah engkau kepadanya!
Jika bibirmu terbuka karena senyuman .. dengan cepat .. terbuka pula hati untuk mengekspresikan isinya

وَحِيْنَمَا يَقَعُ فِيْ قَلْبِ النَّاسِ نَحْوَكَ شَكٌّ .. دَافِعْ عَنْ نَفْسِكَ .. وَضِّحْ .. بَرِّرْ !
لاَ تَكُنْ فُضُوْلِيّاً تَدُسُّ أَنْفَكَ فِيْ كُلِّ أَمْرٍ ..
تَقِفُ مَعَ مَنْ وَقَفَ إِذَا الْجُمْهُوْرُ تَجَمْهَرَ !!
بُنَيَّ .. تَرَفَّعْ عَنْ هَذَا .. إِنَّهُ يَسُوْءُنِيْ هَذَا الْمَنْظَرُ !!

Jika orang meragukanmu, bela dirimu .. jelaskan .. dan beri keterangan pembenarannya!
Jangan suka nimbrung dan mengenduskan hidungmu dalam segala urusan .. jangan pula ikut-ikutan, berposisi bersama banyak orang saat mereka bersikap!!
Wahai puteraku .. jauhkan dirimu dari hal ini .. aku sangat tidak suka kalau melihatmu seperti ini!!

لاَ تَحْزَنْ يَا بُنَيَّ عَلَى مَا فِي الْحَيَاةِ ! فَمَا خُلِقْنَا فِيْهَا إِلاَّ لِنُمْتَحَنَ وَنُبْتَلَى ..
حَتَّى يَرَانَا اللهُ .. هَلْ نَصْبِرُ ؟؟؟
لِذَلِكَ ... هَوِّنْ عَلَيْكَ ... وَلاَ تَتَكَدَّرْ ! وَتَأَكَّدْ بِأَنَّ الْفَرَجَ قَرِيْبٌ ...
فَإِذَا اشْتَدَّ سَوَادُ السُّحُبِ ... فَعَمَّا قَلِيْلٍ سَتُمْطِرُ !!

Jangan bersedih wahai puteraku terhadap apa yang terjadi dalam kehidupan! Sebab kita tidak diciptakan kecuali untuk diuji dan diberi cobaan .. sehingga Allah melihat kita .. adakah kita bersabar?
Karena itu .. santai saja .. jangan keruh hati! Yakinlah bahwa jalan keluar dekat ..
“jika mendung semakin hitam, pertanda, sebentar lagi hujan”!!

لاَ تَبْكِ عَلَى الْمَاضِيْ .. فَيَكْفِيْ أَنَّهُ مَضَى ..
فَمِنَ الْعَبَثِ أَنْ نُمْسِكَ نَشَّارَةَ الْخَشَبِ ... وَنَنْشُرُ !!
اُنْظُرْ لِلْغَدِ ... اِسْتَعِدَّ ... شَمِّرْ !!
كُنْ عَزِيْزاً ... وَبِنَفْسِكَ اِفْخَرْ !
فَكَمَا تَرَى نَفْسَكَ سَيَرَاكَ اْلآخَرُوْنَ ..
فَإِيَّاكَ لِنَفْسِكَ يَوْماً أَنْ تَحْقِرَ !!
فَأَنْتَ تَكْبُرُ حِيْنَمَا تُرِيْدُ أَنْ تَكْبُرَ ..
وَأَنْتَ فَقَطْ مَنْ يُقَرِّرُ أَنْ يَصْغُرَ !

Jangan meratapi masa lalu, cukuplah bahwa ia telah berlalu .. sia-sia kalau kita memegang gergaji kayu, lalu menggergaji!!
Tataplah hari esok .. persiapkan diri .. dan singsingkan lengan baju untuk menghadapinya!!
Jadilah orang yang mulia .. berbanggalah dengan dirimu!
Sebagaimana engkau melihat dirimu, begitulah orang lain akan melihatmu ..
Jangan sekali-kali meremehkan dirimu!! Sebab engkau menjadi besar saat engkau ingin besar .. hanya engkau saja yang memutuskan ia menjadi kecil!

وَأَخِيْراً
إِذَا أَعْجَبَكَ الْمَوْضُوْعُ فَلاَ تَقُلْ شُكْـراً
رَحِمَ اللهُ مَنْ نَقَلَهَا عَنِّيْ وَجَعَلَهَا بِمِيْزَانِ حَسَنَاتِكُمْ
وَقَالَ : اَللَّهُمَّ اِغْفِرْ لَهُ وَلِوَالِدَيْهِ وَلأَهْلِ بَيْتِهِ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِمْ وَمَا تَأَخَّرَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ

Terakhir ..
Jika cocok dengan tema ini, jangan katakan: “terima kasih”. Namun, katakanlah: “semoga Allah memberikan Rahmat kepada yang mempublikasikannya, dan menjadikannya sebagai penambah berat kebaikannya”.
Dan katakan pula: “ya Allah, ampuni penulis tema ini dan yang mempublikasikannya, juga kedua orang tuanya dan seluruh keluarganya, ampuni apa yang telah lalu dan yang akan datang dari dosanya, lindungi dia dari adzab kubur dan adzab neraka”.

Selasa, 08 Februari 2011

Perdamamaian Dunia : Kesediaan pangan dan stabilitas harga pangan


Pemerintah di seluruh dunia sudah saatnya merumuskan arti perdamaian dunia dan cara yang tepat didalam mencapai perdamaian yang sebenarnya. Perdamaian yang selama ini ingin dicapai, tidak pernah berujung karena dicapai dengan cara-cara yang salah. Ratusan juta dolar yang dikeluarkan untuk pembiayaan militer setiap tahunnya oleh setiap negara di dunia, hanya sebuah pemborosan dan tidak mencapai subtansi yang ada. Serangan atau invasi yang dengan alibi perdamian, hanya melahirkan kebencian baru dan mempersubur terorisme didalam melahirkan permusuhan baru. Amerika Serikat telah membuktikannya di Irak maupun Afganistan. Seperti pepatah orang bijak, bahwa perdamaian tidak bisa diciptakan melalui darah.
Kerapuhan pangan dunia yang disebabkan gagal panen diseluruh dunia maupun meningkatnya permintaan berdampak pada meroketnya harga pangan dunia. Untuk saat ini dan masa depan, perdamian dunia akan bermuara pada penyediaan pangan dan stabilitas harga pangan. Diperkirakan akan bertumbangan pemerintahan dunia, yang disebabkan pemerintah tersebut tidak mampu memberikan keamanan pangan maupun harga yang stabil. Lebih jauh lagi, bisa saja akibat akut dari masalah pangan menyebabkan suatu negara melakukan invasi ke negara lain guna mencukupi pangan.
Jatuhnya rezim Ben Ali di Tunisia, tuntutan mundurnya Hosni Mubarak di Mesir maupun gelagat yang mengarah tuntutan kepada negara seperti Yaman dan Alzajair merupakan salah satu bentuk kegagalan tirani negara tersebut didalam menyediakan pangan bagi masyarakatnya. Memang faktor politik lainnya seperti kebebasan berpendapat dan korupsi yang terjadi pun merupakan alasan terjadinya gejolak. Akan tetapi, alasan utama yang mengakar adalah harga pangan yang meroket, sehingga mencekik seluruh masyarakat. Mesir yang sedang bergejolak, tidak mampu menahan inflasi 13,4 persen yang disebabkan oleh melonjaknya pangan. Hal serupa dirasakan di negara-negara Jazirah lainya, sehingga beberapa ahli memprediksikan krisis politik akan menyebar kenegara lain di jazirah arab.
Pendapat bahwa perdamaian yang bermuara pada kondisi pangan dunia tidaklah mengada-ada. Ilustrasi yang menarik disampaikan oleh Lestern Brown (presiden dari Earth Policy Institut) dalam artikel yang berjudul The Great Food Crisis Of 2011, bahwa dunia mendapatkan beban yang berat didalam memenuhi pangan dunia. Sejak tahun 1970, setiap tahunnya dunia menambah jumlah penduduk sebesar 80 juta penduduk atau setiap malamnya akan bertambah 219.000 perut yang harus diberi makan. Coba kita bayangkan apabila dunia kesulitan memenuhi permintaan tersebut. Kerusuhan dan aksi masyarakat sulit dihindari. Akibatnya adalah perdamaian dunia yang akan semakin sulit tercapai.

Indonesia dan revitalisasi pertanian
Indonesia merupakan negara yang memiliki pengalaman panjang yang berhubungan dengan pangan. Telah tercatat dua rezim yang tumbang akibat pangan. Soekarno yang pernah menyampaikan bahwa pertanian (pangan) merupakan hidup matinya bangsa, tumbang akibat inflasi hingga 300 persen yang disebabkan oleh kelangkaan pangan. Rezim selanjutnya pun tumbang pada tahun 1998, saat pemerintahan Soeharto kewalahan menghadapi inflasi yang dicirikan oleh harga pangan yang melambung. Belajar dari pengalaman, sering kali pemerintah yang dipimpin oleh SBY pun melakukan rapat terbatas beserta kabinetnya hanya disebabkan harga kedelai yang melambung.
Revitaslisasi pertanian merupakan salah satu program pemerintah didalam menghadapi isu global tersebut. Revitalisasi pertanian diartikan menempatkan kembali pertanian dalam arti luas sebagai objek vital pembangunan. Kebijakan diarahkan kepada peningkatan pendapatan petani, nilai tambah, daya saing, ketahanan pangan, diversifikasi pangan dan penguatan kelembagaan penunjang. Apabila kebijakan tersebut mampu dilaksanakan secara konsisten, maka niscaya bahwa ketahanan pangan mampu dicapai.
Pemerintah kadang selalu “masuk angin” pada pelaksanaan revitalisasi pertanian, karena godaan sesaat dan kepanikan. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan yang kadang kontradiktif dengan revitalisasi pertanian. Terlalu banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Termasuk pangan yang dianggap sebagai komoditas politik.
Salah satu contoh kebijakan yang kontardiktif adalah pelaksanaan Bea Masuk nol Rupiah terhadap Beras,tepung dan kedelai. Kebijakan tersebut terlalu terburu-buru, hal tersebut terbukti dari dampak yang ada. Dampak tersebut adalah harga yang merosot pada GKP (Gabah kering Panen) dari Rp 3.200/kg menjadi Rp 2.800/kg dan tentunya memukul para petani sedangkan harga ditingkat konsumen tidak terlalu berpengaruh. Tentunnya hal tersebut kontadiktif dengan kebijakan revitalisasi pertanian yang salah satu sasarannya adalah meningkatkan pendapatan petani.
Sudah saatnya Pemerintah merumuskan kebijakan pertanian jangka panjang yang konsisten agar tercapainya ketahanan pangan. Ketergantungan pada satu komoditas akan menjadi boomerang, dan solusi dengan kebijakan impor bagaikan memnum racun secara perlahan. Diversifikasi pangan harga mati didalam mencapai ketahanan pangan, mengingat kearifan lokal memiliki potensi luar biasa. Singkong, ubi jalar, garut, dan sagu mungkin mampu menjawab perdamaian di Indonesia. Pemerintah hanya perlu memberi perhatian yang lebih pada penelitian pangan alternatif, edukasi pada masyarakat, dan akses agar mudah pangan alternatif diperoleh masyarakat. Bila pemerintah tidak mampu memenuhi pangan dalam jangka panjang, kerusuhan dan rusaknya perdamaian di Indonesia tinggal menunggu waktu saja.

Rendi Seftian
Himpunan Profesi Mahasiswa Peminat Agribisnis

Semoga Amanah.

Semester 6 akan Luar biasa..
Pergerakan HIPMA dan POPMASEPI.
Lolos Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M).
Semoga Diberi Jalan untuk selalu Amanah.
Semoga Tetap Produktif untuk bisa menulis.

JADWAL SEMESTER 6
Senin

EKO212 Teori Mikroekonomi II K 13.00 14.40 RK. 16 FAC 401 D

Selasa

AGB303 Metodologi Riset Bisnis K 8.00 9.40 RK. 4 AGB 301

AGB303 Metodologi Riset Bisnis P 10.00 12.00 RK. 4 AGB 202B

AGB333 Pembiayaan Agribisnis K 13.00 14.40 RK. 4 AGB 202A

MAN232 Manajemen Produksi dan Operasi K 15.00 16.40 RK. IPB W 4 4.01

Rabu

AGB334 Pembangunan dan Politik Agribisnis K 8.00 10.30 RK. 4 AGB 301

AGB333 Pembiayaan Agribisnis P 11.00 13.00 RK. 14 FAC 401 A

AGB322 Pengembangan Bisnis Kecil K 15.00 17.30 RK. 4 AGB 301

Kamis

AGB336 Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis P 8.00 10.00 RK. 14 FAC 401 B

AGB336 Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis K 10.00 12.00 RK. IPB W 4 4.01

MAN232 Manajemen Produksi dan Operasi P 15.00 17.30 RK. 15 TAN 301 A

Jum'at

AGB321 Risiko Bisnis K 8.00 9.40 RK. 4 AGB 301

AGB321 Risiko Bisnis P 13.00 16.00 RK. HPT 301 A-B

Jumat, 28 Januari 2011

Pangan, oh pangan


Laporan keadaan pangan dunia yang disampaikan Lestern R Brown yang merupakan presiden dari Earth Policy Institute, sungguh mencengangkan dan cukup menjelaskan bahwa dunia sedang dihadapkan masalah yang sangat serius. Berdasarkan Artikelnya yang berjudul The Great Food Crisis Of 2011 Yang dipublikasikan oleh Foreign Policy, ketahanan pangan dunia merupakan masalah yang ada didepan mata dan sulit dihindari. Hal ini ditandai tingginya harga pangan dunia terutama gandum. India digoncang inflasi pangan hingga 18 persen dan mendapat protes keras dari masyarakatnya. Kerusuhan terjadi di Algeria. Hingga Food and Agriculture Organization (FAO) menyatakan bahwa indeks harga pangan yang tinggi pada Desember 2010 akan berdampak panjang selama tahun 2011. Laporan tersebut menyampaikan pula bahwa penyebab dari meledaknya kebutuhan pangan tidak hanya mempermasalahkan iklim yang tidak stabil, melainkan peningkatan jumlah penduduk yang signifikan, kesejahteraan masyarakat dunia yang meningkat, hingga penggunaan pangan sebagai bahan bakar terbarukan. Disebutkan pula dampak signifikan akan sangat dirasakan oleh negara-negara yang berpenduduk sangat besar terutama India, Indonesia ,dan China.
Untuk Indonesia sendiri, Prof.Dr.Ir.Bungaran Saragih, M.Ec (Guru besar Emeritus Departemen Agribisnis FEM IPB) memproyeksikan bila program keluarga berencana berhasil dijalankan, maka pada 2035 penduduk Indonesia akan mencapa 350 juta jiwa. Dengan keadaan saat ini, tingkat konsumsi masyarakat Indonesia akan beras telah mencapai 139 kg per kapita, sehingga dibutuhkan sekitar 50 juta ton beras dengan membutuhkan 11 juta ha dengan produktivitas rata-rata 5 ton GKG per hektar. Sungguh data yang menunjukan ketergantungan kita pada salah satu komoditas beserta tantangannya di masa depan.
Bahkan pada awal tahun 2011, Indonesia di kagetkan oleh harga pangan yang melonjak naik dengan ditandai oleh inflasi keseluruhan pangan sebesar 15,6 persen yang ditandai inflasi beras yang mencapai 30,1 persen bahkan cabai yang mencapai 140,1 persen. Pemerintah menyadari bahwa bahaya kerawanan pangan mengancam dan menyadari langkah kongkrit dibutuhkan. Oleh karena itu, pada 7 Januari 2011 pemerintah yang diwakilkan Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan didampingi Mentri Pertanian Suswono menyampaikan bahwa Bea masuk (BM) dibebaskan untuk pangan yaitu beras, gandum, kedelai dan pangan ternak . Terbukti, Badan Pusat Statistik pada 22 Januari 2011 menyampaikan bahwa kebijakan tersebut efektif menahan laju Inflasi.
Kebijakan pangan pemerintah tersebut sesungguhnya merupakan kebijakan yang berdampak positif dalam jangka waktu yang singkat. Akan tetapi dalam jangka waktu tertentu akan menjadi bumerang bagi bangsa Indonesia. Kebijakan tersebut berpihak kepada masyarakat non usahatani, akan tetapi menenggelamkan kesempatan petani Indonesia didalam memperoleh kesejahteraan dari menguatnya harga pangan.
Dibutuhkan kebijakan jangka panjang yang mampu memberikan alternatif nyata bagi penguatan ketahanan pangan nasional. Solusi jangka pendek tersebut sulit menjawab tantangan yang akan terjadi, terutama menghadapi membengkaknya penduduk Indonesia dan ketergantungan akan beras sebagai pangan utama. Pemerintah seharusnya memberikan sedikit kesempatan petani dalam menikmati kesejahteraan. Solusi jangka panjang seharusnya sudah mulai digiatkan.
Solusi yang bisa ditawarkan adalah kembali menghidupkan kearifan lokal setiap daerah didalam memenuhi kebutuhan pangannya. Sudah menjadi rahasia bahwa telah terjadi kesalahan kebijakan pangan pada orde yang lalu selama 32 tahun didalam menyeragamkan pangan diseluruh Indonesia. Nasi merupakan pangan utama sebagian besar masyarakat Indonesia. Ketergantungan akut nyata dirasakan masyarakat Indonesia. Sedikit pergeseran selera konsumen memang terjadi, akan tetapi sayang bergeser ke tepung terigu yang jelas negara kita tergantung 100 persen terhadap impor.
Peluang kembali mengaktifkan pangan lokal merupakan harapan baru didalam menghidupi bangsa ini. Mungkin menjadi wacana yang panjang didalam merubah mindset masyarakat didalam merubah pola konsumsi akan tetapi wajib dilakukan sebelum semuanya terlambat. Ubi jalar, singkong, sagu, sorgum, talas, jagung dan sumber pangan lainya yang dianggap marjinal berpotensi besar didalam memberikan solusi pemenuhan pangan nasional. Kunci utama yang harus dilakukan pemerintah cukup memberikan support pada penelitian diversifikasi pangan, memperkenalkan kembali kepada masyarakat dan menjaga mudahnya akses bagi masyarakat terhadap pangan alternatif tersebut.
Apabila bisa digiatkan kembali kearifan lokal, negara ini jangan pernah takut kekurangan pangan karena kita sangat kaya. Sangat kaya, walaupun kita tidak menyadarinya.

Rendi Seftian
One Day No rice Campaign
Himpunan Profesi Mahasiswa Peminat Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

Rabu, 19 Januari 2011

Kepemimpinan Bisnis : Profil FADEL MUHAMMAD


Modal Fadel dalam berusaha adalah haqqul yakin, keyakinan kuat. Tantangan itu bukan hambatan, kalau dihadapi dengan ulet dan tekun, serta kerja keras, tidak ada masalah. Selalu ada problem solving. Salah satu yang paling tidak disukai Fadel adalah, bila ada temannya yang tidak mau berusaha mencari jalan keluar dari persoalan yang dihadapinya sendiri atau problem yang dihadapi bersama. “Allah tidak akan mengubah nasib seseorang jika orang itu sendiri tidak berusaha merubahnya,” (Fadel Muhammad).
Fadel selalu berfikir, kalau orang lain bisa kenapa kita tidak. Ia memang punya watak selalu ingin maju. Sebagai contoh, ketika Bukaka membuat mesin asphalt sprayer (aspal semprot). Percobaan-percobaan di bengkel Bukaka itu selalu gagal. Hasil yang keluar dari mesin adalah bubur, bukan aspal. Fadel penasaran. Mesin yang dikerjakan berhari-hari itu dibongkar. Lalu ketahuan bahwa komponen magnet dan motornya nggak jalan. Begitu komponennya diganti, bagus hasilnya. Bagi Fadel dkk, selama masih bisa dicoba nggak ada kata menyerah.
Fadel berprinsip “Man jadda wa jadda” siapa yang berusaha akan berhasil juga akhirnya. Tetapi semua itu ada batasnya. Kalau semua cara sudah dicoba, masih mentok juga, apa boleh buat, tidak perlu kecewa, Tawakal kepada Allah SWT, ujar Fadel yang menunaikan hajinya tahun 1989.
Keberhasilan seseorang menurut Fadel, disamping kerja keras dan terus menerus, sangat tergantung pada, pertama, kemampuan diri sendiri. Kedua, kesempatan untuk mengembangkan diri. Ketika, strategi untuk mencapai keberhasilan.
Menurut Fadel, setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pengusaha. Yang penting, asal mau berusaha mengasah potensi itu. Tetapi tidak setiap orang berpotensi, mendapatkan kesempatan mengembangkan potensinya. Untuk mendapatkan kesempatan ini, jelas dibutuhkan strategi yang tepat. Strategi inilah yang akan menentukan, apakah seseorang akan menjadi ‘risk taker’ (pengambil risiko), atau ‘risk orderer’ (pengatur risiko).
Perbedaan yang tajam antara kedua tipe pengusaha ini adalah: Seorang risk – taker cenderung untuk berspekulasi. Tanpa memperhitungkan secara cermat, ia mencoba setiap kemungkingan. Seorang risk-orderer akan memperhitungkan risiko terkecil sekalipun, terhadap rencana-rencananya. Sesuai dengan prinsip dasar ekonomi.
Menurut Fadel kesuksesan seseorang tergantung pada kemauannya yang kuat, rasa percaya diri yang tinggi, dan kemampuannya menghitung risiko. Kemauan akan mendorong kegigihan untuk berusaha. Hal ini mempengaruhi dan dipengaruhi oleh empat hal yaitu, Pertama, Orang tua, terutama ibu sebagai pendidik masa awal. Kedua, pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan agama. Ketiga, lingkungan, dan keberuntungan atas kemampuan membaca kesempatan, Keempat
Rasa percaya diri menurut Fadel, dipengaruhi oleh diberikannya kesempatan untuk maju, sehingga menyadari potensi diri yang sebenarnya. Sedangkan kemampuan menghitung risiko dipengaruhi oleh:
a. Tingkat kesabaran usaha yang tinggi
b. Perenungan yang mendalam, sehingga ide itu dapat mengkristal dalam pikiran. Jangan cepat bosanlah.
Syarat-syarat di atas merupakan persiapan mental seorang pengusaha pemula untuk mencapai kematangan. Untuk itu harus ada tiga fase yang dilalui yaitu:
1. Fase New Venture (awal) – tingkatan penemuan ide dan pelaksanaan ide itu sendiri.
2. Fase Puberty – Masa pencarian identitas usaha yang mampan
3. Fase Mature (propesional) – Sudah matang dan mampu mendatangkan keuntungan.
Tingkatan-tingkatan tersebut harus dilalui secara berurutan. Tidak boleh melompat-lompat. Falsafah utamanya adalah: “Jangan dulu memperbesar usaha, sebelum dasar usaha – yang menjadi tulang punggung perusahaan – diperkuat. Maka jangan heran kalau pabrik Bukaka sampai sekarang tidak nampak mentereng. Sebab yang dipentingkan adalah kekuatan pabrik itu sendiri, baik peralatannya yang lengkap maupun sumber daya manusianya,” tutur Fadel.
Kini, Fadel telah mencapai sukses. Ia mampu menafkahi ibu dan saudara-saudaranya, setelah ayahnya meninggal tahun 1988. ia pun sudah memiliki keluarga yang sejahtera. Apalagi yang ia cita-citakan? “Saya ingin mempekerjakan lebih banyak orang. Ingin membagi keberhasilan ini kepada orang lain. Disamping itu, saya ingin agar “Today is better than yesterday” hari ini lebih baik dari hari kemarin,” ujarnya.
Fadel memang punya nilai di mata bangsa kita. Dengan modal rasa percaya diri yang kuat plus semangat yanga keras, Fadel menjadi salah seorang Putra Indonesia yang mampu menjadi kebanggaan bangsanya.

Dari berbagai Sumber