Jumat, 01 Juli 2011

Catatan Gladikarya (Serie 5)


GLADIKARYA
Hari ke lima
IDENTIFIKASI GAPOKTAN JAMUR TIRAM KERTAWANGI


Gapoktan Jamur tiram Kertawangi yang di pimpin Bapak Ajang Taryana berdiri pada 9 April 2011 dengan jumlah anggota 15 kelompok petani jamur. Usia yang sangat muda, mengingat usaha jamur tiram sendiri telah ada di Desa Kertawangi sejak medio 80-an. Pelakasanaan organisasi berupa administrasi dan manajemen belum mampu bekerja secara maksimal, bahkan disebutkan oleh pak Ajang bahwa belum ada agenda dan program yang dimiliki oleh Gapoktan Jamur Kertawangi.

Menjadi menarik bila kita melihat tren Gapoktan di tengah masyarakat. Gapoktan yang tertulis pada peraturan Kementrian Pertanian menyatakan bahwa setiap desa secara legal memiliki hanya satu gabungan kelompok tani. Gapoktan tersebut membawahi kelompok tani yang pembentukannya bisa berdasarkan geografis, metode tertentu, ataupun komoditas. Bisa diambil kesimpulan bahwa Gapoktan merupakan induk dari berbagai macam kelompok tani yang tidak harus sejenis. Namun keadaannya berbeda dilapangan, gabungan kelompok tani bermunculan sejak tahun 2008. Gapoktan berdiri berdasarkan komoditas-komoditas tertentu. Perlu dilihat lagi, apakah pembentukan kelompok berpengaruh terhadap efektifitas kelembagaan pertanian ditingkat desa.

Keberadaan Gapoktan menurut Pak Ade (Koordinator PPL Kecamatan Cisarua) sangat membantu didalam mengkoordinasikan kebijakan ataupun bimbingan teknis di tengah masyarakat tani. Dengan adanya Leader didalam komunitasnya membantu didalam menyebarkan informasi kepada masyarakat. Pada akhirnya, gapoktan sangat membantu para penyuluh yang bertugas.

Gapoktan sejatinya harus mampu menjadi lembaga sosial masyarakat tani. Selain itu, perkembangannya di harapkan mampu menjadi lembaga sosial ekonomi. Kegiatan yang diharapkan tidak hanya menjadi sarana pemerintah didalam menyalurkan bantuan ataupun pengarahan teknis, melainkan menjadi lembaga ekonomi yang mandiri. Gapoktan harus menjadi kekuatan ekonomi pedesaan dan memiliki posisi tawar.

Gapoktan mampu menjadi lembaga yang mandiri apabila mampu melaksanakan prinsip dasar manajemennya dengan baik. Prinsip tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan dapat meliputi perencanaan komoditas yang akan dibudidayakan termasuk kedalamnya waktu dan pola tanam. Pengorganisasian dapat meliputi pembagian peran anggota dengan orientasi tujuan seperti pembukaan pasar hasil panen. Pelaksanaan merliputi memotivasi anggota didalam melaksanakan tugas. Evaluasi meliputi peninjauan kembali serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan.

Selain manajemen kelembagaan, syarat penting lainnya adalah adanya leader yang memiliki jiwa entrepreneurship. Entrepreneur yang tepat didalam pengembangan gapoktan adalah jiwa co-operation entrepreneurship yang mampu memotivasi anggota, mampu berinovasi, kreatif, tidak mudah menyerah dan berlandaskan atas asas kepentingan bersama.

Gapoktan Jamur Kertawangi memiliki potensi yang sangat besar. Hal ini terlihat dari jumlah anggota dan kapasitas anggota didalam memproduksi produk usahataninya. Di bidang teknologi, para petani telah memiliki informasi akan teknologi walaupun sebagian memiliki keterbatasan akan akses terhadap teknologi. Dibidang teknis, para petani sudah memiliki kemampuan yang baik didalam budidaya jamur tiram. Pada perjalannanya, kekurangan yang terlihat adalah belum mampunya bergerak secara bersama diantara para petani didalam menuju tujuan bersama. Sifat terfregmentasi antar petani menyebabkan hasil yang diharapkan kadang sangat jauh dari yang diharapkan.

Secara sepintas karakteristik petani jamur tiram di Desa kertawangi berjalan sendiri antar petani. Proses tataniaga menggantungkan diri kepada pengumpul sehingga harga yang diperoleh kadang sangat minim. Bag log ataupun bibit menggantungkan diri kepada pemilik modal yang menjual, sedangkan apabila para petani mampu membuat sendiri akan menekan biaya produksi. Kemampuan teknis hanya berdasarkan pangalaman pribadi, sehingga ada petani yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi namun banyak juga sebaliknya. Terakhir, tantangan utama para petani adalah menyediakan input produksi yang semakin sulit dicari. Apabila para petani dapat terorganisir dengan baik, pencarian dan pembelian input secara bersama mampu berjalan secara efisien dan efektif.

Demikian analisis Gapoktan Jamur Kertawangi yang dilakukan selama enam hari. Akan sangat menarik apabila kita memiliki waktu observasi yang lebih panjang. Silai sosial, ekonomi dan budaya akan memiliki kekuatan apabila mampu dipadukan didalam perjalannya. Gapoktan sebagai kelompok kecil akan mampu menunjukan sifatnya. Saya perkirakan kami akan menemukan hal menarik di beberapa waktu kedepan. Konflik sosial dan ekonomi ataupun kehidupan akan terbuka seiring berjalannya waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar