Jumat, 01 Juli 2011

Aku adalah Layangan



Aku adalah layang-layang yang terbawa angin timur. Terbang melebarkan cengkraman mimpi dan takdir. Teringat kata kepala suku dari lembah Andromeda, bahwa layang-layang terbang bukan karena mengikuti arus melainkan melawan arus.

Terbang-terbang biarkan mimpi ini menggapai langit dengan penjagaan Tuhan. Biarkan lelah ini menghampiri, biarkan aku berlari hingga lelah ini lelah menghampiri. Karena kita tanpa mimpi, bagaikan layang-layang tanpa tali. Mungkin akan terbang tinggi, tapi yang pasti akan jatuh ,tersungkur, terinjak, dan terbuang.

Aku menikmati saat melayang. Terombang-ambing, dan kita dapat melesat bila memiliki keinginan. Melayang bagaikan mampu mengunjungi seluruh penjuru dunia. Menggapai cita dan tentu cinta. Namun teringat kata dari penjaga pintu bukit Andara, bahwa janganlah terbang terlalu tinggi karena akan pedih saat tak menemukan angin dan jatuh. Aku tak peduli, karena aku adalah layang.

Terbang-terbanglah tinggi sehingga tak mampu melihat pijakan lagi. Biarlah letih ini merajai, biarlah aku terbang tinggi hingga letih ini enggan mengikuti. Karena kita tanpa cita dan cinta, bagaikan layang tanpa ambisi. Mungin bisa terbang namun jangan harap akan tinggi. bisa pula tinggi, namun tak akan menggapai mentari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar